Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Merapi Bikin Tanah Bergetar Hebat: Erupsi Lagi Selama 2 Menit

Suara gemuruh yang ditimbulkan dari erupsi Gunung Merapi, Jumat (1/6) pagi, mengagetkan warga yang tinggal di lereng gunung

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
NET
Erupsi Merapi Jumat (11/5/2018) 

TRIBUNMANADO.CO.ID, SLEMAN - Suara gemuruh yang ditimbulkan dari erupsi Gunung Merapi, Jumat (1/6) pagi, mengagetkan warga yang tinggal di lereng gunung paling aktif di dunia itu. Gunung Merapi kembali mengalami erupsi pada pukul 08.20 WIB, durasi sekira dua menit.

Erupsi terakhir terjadi pada 24 Mei 2018, sekira pukul 10. 48. Warga Wonokerto, Glagaharjo, Purwobinangun, Turgo, Sleman, berhamburan keluar rumah. Begitu pula warga Srumbung, Magelang, berlarian menyelamatkan diri ketika mendengar suara gemuruh.

Getaran yang dirasakan warga cukup lama. Kaca rumah iku bergetar. Kolom letusan yang disertai material membubung tinggi.

"Gemuruh, geruduk... geruduk begitu. Kaca (rumah) itu sampai bergetar keras. Langsung keluar rumah, Gunung Merapi meletus," ujar Munasir, warga Srumbung, Magelang.
Letusan freatik Merapi itu juga membuat waswas warga Tunggularum, Wonokerto, Turi, Sleman. Parji Suwarno (63), warga Dusun Tunggularum, saat letusan terjadi tengah membersihkan kebun cabainya di tegalan Nglengkong.

Tiba-tiba ia mendengar suara menggelegar, disusul getaran tanah yang diinjaknya. Parji spontan menengok ke utara, melihat debu menyembur bergulung-gukung dari puncak Merapi.
Ia lalu cepat-cepat membereskan peralatan kebun, dan turun ke kampungnya. Sejumlah petani lain di sekitar juga melakukan tindakan serupa.

Jarak kebun cabai ke rumah Parji sekitar dua kilometer. Ia turun naik motor. Sudah tidak ada permukiman lagi di sekitar kebun tersebut.

Gunung Merapi melalui CCTV, Senin (21/5/2018).
Gunung Merapi melalui CCTV, Senin (21/5/2018). (Twitter)

Sesampainya di jalan dusun dekat rumahnya, sudah ramai warga berjejer di tepi jalan. Mereka semua memandang ke utara, menyaksikan kolom letusan Merapi yang bergulung-gulung.

Tim patroli Polsek Turi, relawan dan petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman di Posko Turi kemudian berdatangan memantau situasi. Setelah situasi dianggap aman karena kolom letusan tertiup angin ke arah selatan dan tenggara, warga melanjutkan kegiatan seperti biasanya.

Menurut data kegempaan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), setidaknya terjadi hembusan 4 kali, vulkano tektonik (VT) 5 kali di kedalaman dominan di bawah 3 Kilometer dari puncak, guguran 11 kali, dan tektonik 1 kali.

Baca: Lagi, Gunung Merapi Meletus, Waspada Ancaman Hujan Abu

"Pada erupsi sebelumnya tidak ada tanda-tanda sama sekali, tapi yang sekarang ada gempa VT, yang menunjukan ada aktifitas di kedalaman," jelas Kasi Merapi BPPTKG, Agus Budi Santoso.

Letusan kemarin pagi memiliki amplitudo maksimum 77 milimeter dan durasi selama 2 menit sedangkan tinggi kolom letusan 6.000 meter dan mengarah ke Barat Laut.
Semak terbakar

Kepala Badan Geologi, Rudy Suhendar, yang pagi ini hadir di Kantor BPPTKG menuturkan pergerakan angin pascaerupsi sudah berubah, dan material tidak lagi mengarah ke Barat Laut.
"Pada saat awal letusan, angin mengarah ke Barat Laut, dan dari pemantauan terakhir mengarah ke Barat Daya," kata Rudy.

Tribun Jogja Gunung Merapi Erupsi
Tribun Jogja Gunung Merapi Erupsi (IST T)

Pada pukul 08.58 WIB di seputar Pos PGM Jrakah juga terjadi hujan abu, sementara pukul 09.02 Pos PGM Selo yang mengalami hujan abu. Pos PGM Jrakah dan Babadan juga memberikan laporan kepada BPPTKG, asap putih terlihat di area hutan di sektor Barat laut yang berjarak sekitar 1,5 Kilometer dari puncak.

Sejumlah warga Dusun Tunggularum, Turi, Sleman menyaksikan kepulan asap dari hutan atau semak-semak yang terbakar pascaletusan Merapi, Jumat pagi. Dari arah Dusun Tunggularum, asap itu terlihat di lereng barat puncak Merapi. Titik kecil kepulan asap juga terlihat di lereng selatan.

"Terlihat kepulan asap dari area hutan atau semak-semak yang terbakar di lereng barat," kata Ratiyem, warga Tunggularum. "Di lereng selatan juga terlihat, di Kendit," ujar Bani Hargo, anak Ratiyem.

Rumah mereka tak jauh dari gardu pandang dan bunker Tunggularum. Ratiyem dan Bani Hargo mengaku yakin asap hutan terbakar karena bisa dibedakan warnanya dengan semburan debu vulkanik dari puncak gunung.

"Asapnya lebih putih, dan membubung. Kalau letusan kan langsung nyembur ke atas. Kepulan asap itu juga muncul sesudah letusan," lanjut Ratiyem.

Kepala BPPTKG Daerah Istimewa Yogyakarta, Hanik Humaida memastikan kebakaran disebabkan oleh lontaran material vulkanis yang membara. "Kami pastikan itu bukan awan panas," tegas Hanik. (tribunjogja/tim)

Dua Bandara Sempat Tutup

Bandara Adi Soemarmo, Boyolali, ditutup sementara sebagai dampak sebaran hujan abu vulkanik Gunung Merapi, Jumat (1/6). Penutupan bandara dilakukan sejak 15.30 hingga 18.30 WIB.

"Penutupan bandara karena dampak hujan abu Gunung Merapi mulai 15.30. Penutupan tersebut berlangsung selama tiga jam hingga 18.30," jelas Humas Angkasa Pura (AP) I Bandara Internasional Adi Soemarmo, Danar Dewi, Jumat.

Dampak penutupan bandara tersebut, sejumlah penerbangan dibatalkan. General Manager Garuda Indonesia Branch Solo, Hendrawan menambahkan pihak bandara telah mengeluarkan pemberitahuan terkait penutupan Bandara Adi Soemarmo.

Ia menjelaskan, adanya penutupan bandara itu berpengaruh terhadap sejumlah penerbangan. Meski begitu, ia menjelaskan maskapai Garuda Indonesia tetap terbang dari Solo-Jakarta pukul 18.50.
Bandara A Yani di Semarang juga sempat ditutup akibat letusan Gunung Merapi. Bandara kembali dibuka pada pukul 19.30 setelah ditutup sejak pukul 15.30.

Ada empat pesawat yang jadwal penerbangannya diundur yaitu:

1. Lion air nomor penerbangangan LNI 542 rute Semarang-Banjarmasin

2. Silk Air nomor penerbangan SLK 103 rute Semarang Singapura

3. Garuda Indonesia nomor penerbangan GA 241 rute Semarang- Jakarta,

4.Wing Air nomor penerbangan Won 1800 rute Semarang-Surabaya yang sudah ada sejak pagi.

Kemudian pesawat yang batal mendarat di Bandara Ahmad Yani;

1. Garuda Indonesia nomor penerbangan GA 365 rute Surabaya- Semarang pukul 15.29

2. Garuda Indonesia nomor penerbangan GA 240 rute Cengkareng- Semarang pukul 15.26

3. Citilink nomor penerbangan CTV 144 rute Halim Perdana Kusuma Semarang pukul 15.27. (tribunjateng/ahm)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved