Lailatul Qadar Lebih Mulia Dari Malam Seribu Bulan, ini Tanda-tandanya
Namun ada satu hal yang setiap umat muslim pasti mengharapkan dapat menemuinya di bulan Ramadhan, yaitu malam Lailatul Qadar.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Bulan ramadhan merupakan bulan yang selalu dirindu umat muslim.
Umat muslim berlomba-lomba beribadah, khususnya ibadah puasa Ramadhan.
Namun ada satu hal yang setiap umat muslim pasti mengharapkan dapat menemuinya di bulan Ramadhan, yaitu malam Lailatul Qadar.
Ya, mendapatkan malam lailatul qadar menjadi impian bagi setiap mukmin.
Bagaimana tidak, Malam yang lebih mulia dari seribu bulan ini hanya ada sekali dalam setahun.
Dan Rasulullah shallallalhu ‘alaihi wasallam menyebutkan, “Barang siapa yang terjaga untuk mendapatkan malam lailatul qadar, kemudian benar-benar mendapatkannya, maka dia telah diampuni dosa sebelum dan sesudahnya,” (HR. Ahmad)
Allah SWT merahasiakan kapan sesungguhnya malam itu terjadi.
Tujuannya, agar para hamba-Nya bersungguh-sungguh untuk beramal di setiap malam pada bulan Ramadhan.
Namun demikian, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tetap menjelaskan kepada umatnya tentang kapan waktu yang tepat untuk mendapatkan keberkahan lailatul qadar.
Dalam beberapa riwayat, beliau memerintahkan para sahabatnya agar mencarinya pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan, terutama di malam-malam yang ganjil.
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
“Carilah lailatul qadar pada malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari)
Selain mencarinya pada malam yang ganjil, ada juga beberapa tanda lain yang disebutkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam akan datangnya malam lailatul qadar. Tanda-tanda tersebut di antaranya:
Pertama: udara atau angin pada malam itu terasa tenang. Tidak telalu dingin dan tidak pula terasa panas. Sebagaimana riwayat dari Ibnu Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَيْلَةُ القَدَرِ لَيْلَةٌ سَمْحَةٌ طَلَقَةٌ لَا حَارَةً وَلَا بَارِدَةً
“Lailatul qadar adalah malam yang penuh kemudahan dan kebaikan, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin,..” (HR. Ibnu Huzaimah)
Kedua: Matahari di pagi harinya tidak begitu panas dan berwarna putih tanpa memancarkan sinar ke segala penjuru. Disebutkan dari Ubay bin Ka’ab radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
هِىَ لَيْلَةُ صَبِيحَةِ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ وَأَمَارَتُهَا أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فِى صَبِيحَةِ يَوْمِهَا بَيْضَاءَ لاَ شُعَاعَ لَهَا