Dalam Sehari Petisinya Didukung 51 Ribu Orang, Mahathir Dinominasikan Jadi Peraih Nobel Perdamaian
Mahathir harus dinominasikan "sebagai pengakuan atas tekadnya" untuk kembali ke politik, kata Abishegam dalam petisinya.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Puluhan ribu orang telah menandatangani petisi online untuk menominasikan Perdana Menteri (PM) Malaysia sebagai peraih Hadiah Nobel Perdamaian.
Petisi ini dimulai oleh Alexandria Abishegam, seorang pengguna change.org. Dia membuat petisi online pada Jumat (26/5/2018), dan hanya perlu sehari petisi online sudah didukung lebih dari 51.000 tanda tangan.
Mahathir harus dinominasikan "sebagai pengakuan atas tekadnya" untuk kembali ke politik, kata Abishegam dalam petisinya.
"Tun Dr Mahathir berfokus pada pentingnya transparansi, demokrasi dan supremasi hukum untuk Malaysia," tulisnya.
"Fakta bahwa Tun Dr Mahathir juga secara terbuka mengakui kesalahannya sendiri dan meminta maaf atas kesalahannya di masa lalu membuatnya benar-benar menjadi 'Raksasa Manusia' dan seorang pemimpin untuk ditiru,"tulisnya lagi.
Dia menggambarkan Mahathir Mohamad sebagai "'Nelson Mandela' dari Malaysia".
Petisi tersebut memuji perdana menteri sebagai "pejuang peralihan kekuasaan dengan kedamaian".
Hasil resmi dari Komisi Pemilihan Umum memperlihatkan aliansi gabungan oposisi Pakatan Harapan dan satu partai di negara bagian Sabah meraih 115 kursi parlemen atau melewati ambang mayoritas 112 kursi.
Dengan demikian maka oposisi yang akan membentuk pemerintahan dan Mahathir Mohamad akan menjadi perdana menteri tertua di dunia pada usia 92 tahun dan tidak lama lagi 93 tahun.
Kepada para wartawan, Dr Mahathir mengungkapkan harapannya bahwa ada upacara pengambilan sumpah pada Kamis (9/5/2018) dan akan mengumumkan hari libur nasional.
Dia berhasil mengalahkan Perdana Menteri Najib Razak, yang dibayang-bayangi dengan skandal keuangan badan investasi milik negara, 1MDB, walau Najib berulang kali membantahnya.
Hasil ini jelas menjadi sejarah dalam politik Malaysia yang sekitar 60 tahun belakangan dikuasai oleh koalisi Barisan Nasional, yang sebelumnya merupakan kubu Mahathir Mohamad.
"Kami tidak mengupayakan balas dendam, kami ingin memulihkan penegakan hukum," kata Dr Mahathir kepada para wartawan saat menyatakan kemenangannya.
Hadiah Allah untuk Malaysia
Mereka yang menandatangani petisi menyatakan kekagumannya terhadap perdana menteri.