Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kapolri Minta Viralkan Pernyataan Aman Abdurrahman soal Bom Orang Gila

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian meminta agar pernyataan terdakwa kasus terorisme Aman Abdurrahman

Editor: Lodie_Tombeg
Youtube
Kerusuhan di Mako Brimob, Kapolri Tito Sebut Rutan Brimob Tidak Layak untuk Teroris 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAMBI - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian meminta agar pernyataan terdakwa kasus terorisme Aman Abdurrahman di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, diviralkan.

Saat membacakan nota pembelaan atau pleidoi dalam persidangan, Aman menyatakan bahwa hanya orang sakit jiwa yang menamakan serangkaian teror di Surabaya sebagai jihad.

"Tolong nanti viralkan pernyataan Aman Abdurahman di sidang," ujar Kapolri di Mapolda Jambi, Jumat (26/5/2018).

Kapolri menilai penyataan Aman Abdurahman sangat penting untuk meredam aksi teror seperti yang terjadi di Surabaya yakni melakukan bom bunuh diri di Gereja, bahkan melibatkan anak-anak. 

Tito percaya hal itu karena Aman Abdurahman adalah pimpinan Jamaah Ansharut Daulah (JAD), kelompok yang diduga sebagai dalang bom Surabaya dan aksi teror di sejumlah daerah.

"Amman Abdurahman menyampaikan bahwa melakukan serangan kepada orang kafir, termasuk umat Nasrani, sepanjang dia tidak menggangu tidak boleh dan haram, berdosa, apalagi melakukan bom bunuh diri, membawa anak, itu masuk neraka. Itu bukan kata saya," kata Kapolri.

Sebelumnya, Aman menyebut hanya orang-orang sakit jiwa yang menamakan serangkaian teror tersebut sebagai jihad.

Dua kejadian (teror bom) di Surabaya itu saya katakan, orang-orang yang melakukan, atau merestuinya, atau mengajarkan, atau menamakannya jihad, adalah orang-orang yang sakit jiwanya dan frustrasi dengan kehidupan," ujar Aman.

BOM GEREJA NGAGEL - Petugas menjaga area ledakan bom di pintu sisi selatan Gereja Santa Maria Tak Bercela Ngagel Madya Surabaya, Minggu (13/5/2018). Total korban ledakan ini mencapai 16 orang dan diantaranya meninggal dunia. (SURYA/HABIBUR ROHMAN)
BOM GEREJA NGAGEL - Petugas menjaga area ledakan bom di pintu sisi selatan Gereja Santa Maria Tak Bercela Ngagel Madya Surabaya, Minggu (13/5/2018). Total korban ledakan ini mencapai 16 orang dan diantaranya meninggal dunia. (SURYA/HABIBUR ROHMAN) ()

Aman menyampaikan, aksi bom bunuh diri yang dilakukan ibu dan anaknya di sebuah gereja di Surabaya terjadi karena pelakunya tidak memahami tuntunan jihad.

"Kejadian dua ibu yang menuntun anaknya terus meledakkan diri di parkiran gereja adalah tindakan yang tidak mungkin muncul dari orang yang memahami ajaran Islam dan tuntutan jihad, bahkan tidak mungkin muncul dari orang yang sehat akalnya," kata dia.

Aman Abdurrahman Tuding Pemerintah Ingin Penjarakan Dia Seumur Hidup karena Hal Ini

Terdakwa kasus terorisme Aman Abdurrahman merasa aparat pemerintah Indonesia ingin memenjarakan dirinya selama dia hidup. Sebab, Aman menyebut aparat menjerat dan mengaitkannya dengan berbagai aksi teror yang terjadi di Indonesia.

"Sistem penjeratan gaya baru ini sebenarnya bertujuan untuk memenjarakan saya seumur hidup, yaitu setiap saya mau bebas dari perkara ini, maka diambil (ditangkap) lagi, dikaitkan dengan kasus-kasus yang terjadi dengan cara pengaitan yang sama, dan begitu seterusnya," ujar Aman, saat membacakan pleidoi, dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jumat (25/5/2018).

Aman mengatakan, aparat pemerintah menjeratnya terlibat dengan kasus-kasus teror hanya karena pelakunya, guru pelaku, atau teman pelaku, pernah bertemu dirinya, mendengar ceramahnya, atau membaca tulisannya, walaupun hanya sekali.

Aman merasa, kasus sebenarnya yang membuat dia menjalani persidangan ini bukanlah keterlibatan dirinya dalam berbagai kasus teror tersebut.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved