Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

(VIDEO) Cadar Bukan Teror! Sejumlah Warga Bercadar di TKB Minta Dipeluk

Sejumlah warga mengenakan cadar berdiri di Taman Kesatuan Bangsa (TKB), Pasar 45 Manado, Sulawesi Utara, menarik perhatian warga.

Penulis: Alexander Pattyranie | Editor: Alexander Pattyranie

Sangat teduh desaku dari perselisihan antar umat beragama.

Ketika Tv menyiarkan para demonstran membawa nama Agama, kami disini hanya menyapu dada dan saling mengingatkan antar umat beragama.

Ketika teror bom di mana-mana kami terus saling sapa dan saling menguatkan.

Tak pernah kami membawa Agama manapun ketika ada teror bom. Kami tahu tak ada Agama yang mengajarkan membunuh dan menyakiti sesama.

Kami tahu, mereka (teroris) itu buta, buta hati, buta pikiran dan akal sehat.

Entah Tuhan apa yang mereka puja, yang pasti kami tak ingin mereka sampai memecah bela.

Ketika ujaran kebencian yang memecah belah berbaris di wall Sosial Media, kami hanya melihat tanpa ada rasa ingin membagikan.

Kami membela negeri bukan membawa nama Nasrani, bukan juga mengaku Hindu, Budha, atau Muslim. Kami bersuara lantang menjaga NKRI dengan nama ibu Pertiwi, Indonesia yang kami cintai.

Kami tak mau hidup dengan saling memanas-manasi, kami tahu kerukunan itu mahal.

Kami tak mau desa kami hancur Karena tak memiliki Toleransi termasuk Negara ini.

Ada ratusan bahkan ribuan orang yang tak ingin kita tenang.

Melihat kita bertikai membuat mereka senang.

Melihat kita saling menyakiti membuat mereka semakin menjadi.

Melihat kita terluka membuat mereka tertawa.

Ingatlah saudara, kita ada di Indonesia, negara yang penuh keberagaman, kerukunan dan banyak lagi hal yang menjadi contoh negara lain.

Tuhan sengaja menciptakan kita dari Sabang sampai Merauke dengan penuh perbedaan.

Agar kita paham, arti menghargai, mengasihi, menerima, meski kita berbeda.

Dua bangunan di desa saya ini selalu menjadi kebanggaan.

Bangunan ini hanya sebuah simbol, bahwa kami di sini tak pernah mengerti dan tak mau mengerti apa itu saling membenci.

Kami belajar saling mengasihi, bukan memusuhi. Kami berbagi, bukan saling mencaci maki.

Andai saja kita bisa menjadi seperti bangunan ini, meski dalam satu lahan tapi tak ada satu tiang pun yang memisahkan, meski dalam perbedaan.

Kami tak pernah takut teror, kami tak pernah takut teroris.

Yang kami takut saat kasih dan kedamaian kita hilang.

Saat teror bom membuat kita takut, mereka tertawa melihat kita menderita.

Meski kita beda, namun kita tetap sama, dan ada di Tanah yang sama, Indonesia tercinta.

Mari kita jaga kerukunan, jangan mudah dipecah belah. Jangan mudah kita terprovokasi, karena hanya untuk kepentingan pribadi orang-orang yang tak punya hati.(Tribunmanado.co.id/Alexander Pattyranie/Valdy Suak)

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved