Grandy Oley Wujudkan Mimpi Keliling Dunia, Sempatkan Diri Ibadah di Gereja Tiap Negara
Di usia mudanya yang baru 26 tahun, Grandy Soleman Oley telah mewujudkan mimpinya keliling dunia.
Penulis: Finneke | Editor: Alexander Pattyranie
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Di usia mudanya yang baru 26 tahun, Grandy Soleman Oley telah mewujudkan mimpinya keliling dunia.
Saat ini ia telah menginjakkan kaki di 50 negara dan jumlah ini masih akan terus bertambah.
Awalnya tak mudah bagi pria asal Desa Sawangan, Minahasa Utara, Sulawesi Utara, ini memulai perjalanannya sebagai seorang traveler dunia.
Namun berkat kerja keras, ketekunan dan doa, namanya kini mentereng di kalangan tour leader dan travel consultant di Indonesia.
Tahun 2012 pertama kali ia keluar negeri, yakni Thailand, Malaysia dan Singapura. Saat itu ia mengajak neneknya jalan-jalan, sekalian memanfaatkan promo penerbangan murah sebuah maskapai komersil.
Saat berada di Thailand, ia bertemu seorang wanita yang saat itu sedang solo traveling.
Dalam pertemuan itu, wanita itu lalu mengajak Grandy bergabung di grup traveler dunia di Facebook.
Dari Facebook, Grandy akhirnya kopi darat dengan anggota komunitas ini. Ia yang saat itu baru pergi ke tiga negara Asia, masuk pada kategori traveler pemula.
Dan rupanya, dalam pertemuan komunitas ini, mereka duduk per negara.
"Negara mana saja yang sudah didatangi. Jadi yang ASEAN sendiri, ASIA sendiri, Eropa, Amerika dab mereka yang sudah ke semua benua. Di situ saya termotivasi untuk berada di kalangan yang sudah keliling semua bagian bumi," ucapnya saat berbincang dengan Tribun Manado, awal Mei 2018 ini.
Pada tahun 2013, Grandy traveling ke Hongkong mengajak ayah dan neneknya.
Sejak di Hongkong ini, ia memutuskan menjadikan media sosialnya sebagai tempat berbagai perjalanannya.
Di sosial media ini jejaringnya semakin banyak.
Setelah dari Hongkong, ia makin berani membawa tamu, namun masih di golongan orang-orang dekatnya.
Namun masih di wilayah Asia Tenggara. Lambat laun, makin banyak yang ia antar keliling.
Tahun 2014, Grandy mendapat beasiswa seni dan budaya Kementerian Luar Negeri RI. Ada pertukaran pemuda antara negara.
Grandy menjadi satu di antara lima peserta dari Indonesia yang ikut dalam kegiatan yang diikuti 70 pemuda dari 40 negara tersebut di Bali.
Masih di tahun yang sama, Grandy juga menjadi perwakilan Indonesia dalam The Ship for Southeast Asian and Japanese Youth Program atau biasa disingkat SSEAYP atau yang dalam bahasa Indonesia berarti Kapal Pemuda ASEAN dan Jepang.
Setelah menjadi perwakilan pemuda Indonesia di dua kegiatan bergengsi, Grandy melanjutkan travellingnya. Ia lalu mengurus visa Amerika.
Karena prestasinya dalam kepemudaan, ia dengan mudah mendapat visa Amerika.
Dari situ, perjalannya ke berbagai belahan dunia berjalan mulus. Baik membawa tamu, maupun solo backpacking.
Dari yang hanya dua orang, Grandy kini sampai menangani satu tamu yang jumlahnya bisa sampai 50 orang.
Jika tak sedang tugas, Grandy menyempatkan diri untuk solo traveling.
"Saya solo traveling mengunjungi teman-teman saya di SSYEAP maupun saat beasiswa pertukaran pemuda di Bali. Berkat kegiatan ini, jejarint saya di seluruh dunia bertambah," ucapnya.
Satu di antara perjalanannya yang mengesankan adalah ke Machu Piccu di Peru.
Ia solo traveling ke sana. Tempat ini adalah kota purba yang sangat terkenal di dunia.
Menurutnya berkesan karena tak hanya butuh uang banyak, tapi juga harus menyiapkan fisik yang prima.
"Tak semua traveler beruang banyak bisa ke sana," ucapnya.
Grandy telah traveling ke Asia, Eropa, Afrika, Amerika dan Australia.
Semua negara indah yang menjadi impian back packer dunia telah didatanginya seperti Fiji Island, Islandia, Machu Piccu Peru, Santorini dan masih banyak lagi.
Dan ia bertekad masih akang mengeliling negara di dunia lainnya.
Namun, Grandy tetap berimpian menjadi seorang diplomat.
Awalnya ia bermimpi, dengan menjadi diplomat ia bisa keliling dunia.
Namun akhirnya ia keliling dunia dulu, baru mengejar menjadi diplomat.
Juni 2018 ini Grandy akan ke Peru, Amerika Latin, untuk belajar Bahasa Spayol, sebagai persiapannya untuk menjadi diplomat.
"Setiap saya traveling selalu bawa Alkitab. Saat hari minggu saya selalu mencari gereja terdekat untuk bisa beribadah di negara mana pun. Selalu berdoa, selalu bersyukur, jangan lupa perpuluhan. Tuhan Yesus begitu luar biasa dalam kehidupan saya," jelasnya.
Biofile
Nama : Grandy Soleman Oley SAP
TTL : 22 Augustus 1992
Papa : Marthen M. L. Oley SE
Mama : Stenny Bolang SST
Adik-adik : Gradiola Stacie Oley dan Grasheyla Zevanya Oley
Facebook : Grandy Oley
Instagram : @grandyoley
(Tribun Manado/Finneke Wolajan)