Pimpin Lagi Malaysia, Kilas Balik Karier Mahathir Mohamad yang Kini Usia 92 Tahun, Sahabat Soeharto
Aliansi partai-partai oposisi yang dipelopori oleh Mahathir Mohamad memenangi pemilihan umum Malaysia, 9 Mei 2018.
Selain itu Mahathir muda juga aktif berpolitik bergabung Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) partai politik terbesar di Malaysia.
Aktivitasnya di UMNO berhasil membawanya ke kursi parlemen pada tahun 1964.
Sayangnya, Mahathir hanya menjabat satu periode sebelum kehilangan kursinya pada pemilu berikutnya dan keluar dari UMNO.
Ketika Perdana Menteri Abdul Rahman mengundurkan diri, Mahathir kembali memasuki UMNO dan parlemen.
Setelah itu karier politiknya mulai menanjak sampai akhirnya dipromosikan masuk kabinet.
Pada tahun 1974, Mahathir menjabat sebagai menteri pendidikan. Tak berapa lama kemudian, persisnya pada 1976 Mahathir menduduki kursi Wakil Perdana Menteri.
Lantas lima tahun kemudian, pada 1981, Mahathir dilantik sebagai Perdana Menteri Malaysia setelah pengunduran diri pendahulunya, Hussein Onn.
Selama 22 tahun berikut Mahathir terus bertahan di kursinya.
Selama itu pula, beberapa kali dia merangkap jabatan antara lain sebagai menteri perdagangan, menteri pertahanan, menteri keuangan, dan menteri dalam negeri.
Selama masa jabatan Mahathir sebagai Perdana Menteri, Malaysia mengalami periode modernisasi yang cepat dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Pemerintahnya memulai serangkaian proyek infrastruktur yang berani.
Mahathir adalah tokoh politik yang dominan, memenangi lima pemilihan umum berturut-turut dan berhasil menyingkirkan sejumlah pesaing untuk memimpin UMNO.
Namun demikian, akumulasi kekuasaannya di masa lalu juga datang dengan mengorbankan independensi peradilan, sokongan kekuatan tradisional, serta dukungan hak dari kalangan istana.
Mahathir sempat memberlakukan UU Keamanan yang kontroversial untuk menahan aktivis, tokoh agama non-mainstream, serta lawan politik termasuk Wakil Perdana Menteri yang dipecatnya pada 1998, Anwar Ibrahim.
Catatan tentang Mahathir soal kebebasan sipil serta permusuhannya terhadap kepentingan Barat dan kebijakan ekonomi mereka membuat hubungannya dengan Amerika Serikat, Inggris, dan Australia, sulit.