Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Napi Terorisme Vs Polisi di Mako Brimob, Bisakah Teroris Disembuhkan? Ini Penjelasannya

Belakangan ISIS, melalui kantor beritanya, mengklaim bahwa mereka berada di balik kerusuhan tersebut...

Editor:
Shutterstock
Ilustrasi Terorisme 

Dalam kasus bom di Manchester, misalnya, hasil penyelidikan menunjukkan bahwa anggota keluarga dan teman pelaku telah mengetahui mengenai proses radikalisasi atau rencana penyerangan tersebut.

Mereka juga telah berkali-kali menyampaikannya kepada pihak yang berwenang.

Baca: Napi Terorisme yang Buat Kerusuhan di Mako Brimob Mengaku Setia Pada Sosok Ini

“Mekanisme dasarnya sama: Anda butuh akses ke orang yang telah teradikalisasi, mengidentifikasikan faktor-faktor yang mendorong ideologi mereka, merencanakan intervensi, dan melacak dampaknya,” ucap Koehler.

Metode tersebut, menurut dia, dapat diaplikasikan ke semua jenis organisasi teroris.

“Penelitian telah menunjukkan banyaknya kesamaan di balik motif seseorang untuk bergabung dan meninggalkan kelompok teroris,” katanya.

Dia melanjutkan, tentu tipe dan struktur program harus diadaptasikan untuk masing-masing individu dan keadaan, tetapi intinya adalah mengetahui ikatan orang tersebut terhadap kelompok teroris dan ideologinya sebelum menciptakan strategi keluar yang dirancang khusus untuk orang tersebut. (Shierine Wangsa Wibawa)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bisakah Program Deradikalisasi “Sembuhkan” Teroris?".

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved