Relawan Kotak Kosong Bagikan Ribuan Kaus: Sondakh Ingin Pilkada Mitra Masuk MURI
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Minahasa Tenggara kembali bergelora. Gelombang perlawanan terhadap petahana
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, RATAHAN – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Minahasa Tenggara kembali bergelora. Gelombang perlawanan terhadap petahana, James Sumendap-Jesaja Jocke Legi (JS-Oke) semakin tak terbendung.
Relawan Kotak Kosong membagi-bagikan ribuan kaus bertagar #Kotak Kosong kepada masyarakat, Senin (7/5/2018). Mereka juga gencarkan sosialisasi di tengah masyarakat.
Demikian dikatakan Ketua Relawan Kotak Kosong Billy Munaiseche. "Saat ini sudah ribuan kaus yang kami sebar. Dalam minggu ini akan datang lagi 2 ribu pesanan kaus," kata Billy, Senin malam.
Para relawan mengumpulkan dana melalui gerakan pengumpulan uang Rp 1.000 dari tingkat kabupaten hingga jaga (lingkungan). Dana yang terkumpul itu digunakan untuk membayar baliho, kaus, gelas, stiker dan lainnya.
Billy mengatakan, sumber dana awalnya dari gerakan Rp 1.000 relawan KoKo, singkatan kolom kosong, yang dikumpulkan daru seluruh simpatisan dan relawan di Kabupaten Mitra.
Lanjut dia, aksi gerekan kumpul Rp 1.000, berdampak luas kepada masyarakat di luar relawan. Banyak orang yang tergerak hati untuk memberikan bantuan dana dengan nominal bervariatif.
"Ada yang kumpul sampai Rp 1 juta, sehingga dana yang terkumpul jumlahnya banyak. Dipakai untuk sosialisasi hingga persiapan deklarasi dan penyiapan dapur umum di semua tempat pemungatan suara (TPS)," katanya.
Lanjut Billy, relawan memiliki target tak muluk-muluk pada Pilkada Mitra. Mereka hanya ingin kotak kosong memenangkan pesta demokrasi di Mitra tahun 2018. “Target menang,” kata Billy.

Ia melihat tim sukses pasangan calon (paslon) belum ada gerakan. "Kami lebih eksis dan akan menang di angka 70 persen. (Kami) akan memaksimalkan struktur dan konsolidasi yang ada dari tingkat jaga hingga kabupaten," kata dia.
Olga Sondakh, warga Desa Tombatu Dua Tengah, Kecamatan Tombatu Utara, satu di antara relawan KoKo mengatakan, sampai saat ini, sudah lebih dari 10 ribu kaus yang disebar di Mitra. "Sasarannya supaya masyarakat mengetahui bahwa memilih kolom kosong itu sah," kata Olga.
Lanjutnya, bersama relawan KoKo menargetkan kemenangan sekaligus mengukir sejarah di Indonesia sebagai daerah yang melaksanakan pilkada paslon tunggul dan kemenangan diraih kotak kosong. "Jika kami berhasil menang, kami akan mendaftar ini ke Museun Rekor Indonesia (MURI)," ujar dia.
Kotak kosong menang suksesi sudah pernah terjadi di Kabupaten Pati, Jawa Tengah pada 2017. Saat itu, pasangan incumbent dikalahkan telak oleh kotak kosong.
Pilkada di Pati hanya ada satu pasangan kandidat, calon petahana Haryanto-Saiful Arifin (Harfin). Mereka diharuskan melawan kotak kosong. Tapi, setelah penghitungan suara, calon petahana itu justru kalah.

Kubu petahana James Sumendap-Jesaja Jocke Legi (JS-Oke) kini menganggap kolom kosong sebagai lawan dalam pertarungan Pilkada Mitra 2018.
"Kan di dalam surat suara, disampingnya kolom bergambar atau pasangan calon (paslon) ada kolom kosong. Itulah lawan kami," ujar Semmuel Montolalo, Sekretaris Tim Paslon JS-Oke sekaligus Sekretaris DPC PDI Perjuangan Mitra, Senin malam.