'Rambu Jalan' Kedutaan AS Dipasang di Yerusalem
Kantor Kedutaan Besar Amerika segera buka di Yerusalem. Tanda-tanda pembukaan kantor itu terlihat dari kesibukan
TRIBUNMANADO.CO.ID, YERUSALEM - Kantor Kedutaan Besar Amerika segera buka di Yerusalem. Tanda-tanda pembukaan kantor itu terlihat dari kesibukan pekerja dekat kantor Konsulat AS di Yerusalem.
Rambu-rambu jalan dipasang dekat dengan lokasi gedung konsulat AS yang akan diubah menjadi kedutaan pada tanggal 14 Mei.
'Rambu-rambu jalan ke Kedutaan AS dipasang di Yerusalem pada hari Senin (7/5/2018) menjelang pembukaan misi pekan depan di kota itu.
Tanda-tanda itu, dalam bahasa Inggris, Ibrani dan Arab, dipasang oleh para pekerja dekat ke lokasi Yerusalem selatan dari gedung konsulat AS yang akan diubah menjadi kedutaan ketika secara resmi direlokasi dari Tel Aviv pada tanggal 14 Mei, kantor berita Reuters melaporkan dikutip dari aljazeera.com.
Pada bulan Desember, Presiden AS Donald Trump menyebut Yerusalem ibu kota Israel dan meluncurkan proses untuk mentransfer kedutaan negaranya ke kota.
Langkah itu memicu kecaman internasional dan memicu gelombang protes di wilayah Palestina yang diduduki.
Selama kampanye pemilihannya pada tahun 2016, Trump berulang kali berjanji untuk memindahkan kedutaan dan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Namun, pada Juni 2017, seperti pendahulunya, Trump menandatangani pengabaian enam bulan untuk menunda relokasi, yang akan mempersulit upaya AS untuk melanjutkan kembali perundingan perdamaian Israel-Palestina yang telah lama terhenti.
Gedung Putih mengatakan pada waktu itu pertanyaannya adalah "tidak jika langkah itu terjadi, tetapi hanya ketika".
Pengabaian berakhir pada tanggal 1 Desember.
Berbicara kepada media Israel pada bulan Februari, Trump menegaskan kembali bahwa masalah Yerusalem adalah dari meja perundingan.
"Dengan mengambil Yerusalem dari meja, saya ingin menjelaskan bahwa Yerusalem adalah ibu kota Israel dan untuk batas-batas tertentu, saya akan mendukung apa yang disetujui kedua pihak," kata Trump kepada surat kabar Israel Hayom.
Komunitas internasional, Liga Arab dan kelompok lain mendesak presiden AS untuk mempertimbangkan kembali.
"Jika Presiden AS Donald Trump menjalankan keputusannya, dia akan mengobarkan seluruh wilayah dan mengancam kepentingan AS di sana," kata Nabil Shaath, penasihat Presiden Palestina Mahmoud Abbas kepada TV Palestina pada Februari.
Langkah ini membalikkan dekade konsensus internasional di Yerusalem, sebuah kota yang sangat diperebutkan, separuh dari yang diduduki dan dianeksasi oleh Israel setelah Perang 1967.
