Cara Eksekusi ISIS di Suriah Makin Kejam, Kepala Diletakan Bom dan Dijatuhkan dari Gedung Tinggi
Tapi para militan ISIS menolak tuduhan itu dan menyatakan bahwa pihaknya tidak memiliki kemampuan membuat senjata kimia...
Pada Selasa (1/5/2018), demi menarik perhatian dan menebar teror, militan ISIS di Yarmouk menghukum mati seorang tawanan dengan cara menaruh bom di kepalanya lalu menjatuhkan tawanan yang dalam kondisi terikat itu dari gedung tinggi.
Bom yang ditaruh di dalam helem itu akan meledak ketika detonatornya terpicu akibat benturan helm dengan tanah dan menghancurkan kepala si terhukum mati.
Supaya si terhukum tetap berada pada posisi tegak lurus badannya diikatkan pada papan kayu yang memiliki ukuran setinggi tubuhnya.
Proses hukuman mati yang mengerikan itu direkam oleh militan ISIS dan awal hingga akhir lalu videonya dikirim ke berbagai media internasional demi menebar teror dan menunjukkan bahwa militan ISIS di Suriah masih ada.
Kisah Istri Pasukan ISIS
Bagi perempuan Indiana bernama Sam El Hassani, menetap di Raqqa, Suriah, tak pernah terlintas dalam benaknya.
Tapi ia bersama anak-anaknya menetap di tempat yang sempat mendapat sebutan ibu kota kelompok yang menamakan diri Negara Islam (ISIS), setelah sang suami, 'mengajaknya berlibur ke Turki' pada 2015.
Dalam wawancara dengan program dokumenter, BBC Panorama, Sam El Hassani mengatakan suaminya telah mengelabuinya.
Pejuang ISIS tengah menggelar konvoi di provinsi Raqqa di atas sebuah kendaraan lapis baja. (kompas.com)
Di Raqqa, suaminya, Mousa El Hassani, bergabung sebagai salah seorang petempur ISIS dan dikirim ke kamp pelatihan.
"Anda tahu situasi di garis depan selalu berubah. Anda bisa mendengar bunyi peluru berdesing di atas kepala Anda atau pun mortir yang dijatuhkan," kata Sam.
"Belum lagi para penembak jitu ada di disekeliling, siap menembak Anda. Ini adalah perang," tuturnya.
Sam menggambarkan bagaimana suaminya begitu bangga bergabung dengan ISIS. Untuk pertama kalinya ia melihat penampilan Mousa berjanggut lebat dan menenteng senjata berada di pinggir jalan di kota Raqqa.
"Ia tersenyum lebar, hal pertama yang saya katakan kepadanya adalah: 'Kamu sudah gila dan saya akan meninggalkanmu'," ucap Sam.
Namun tampaknya Mousa tidak yakin dengan upaya istrinya yang ingin keluar dari kota Raqqa, malah semakin tersenyum lebar seraya mempersilakan istrinya pergi. "Suami saya mengatakan, "Silakan kalau mau pergi, tapi saya yakin kamu tidak akan bisa lolos," ungkap Sam menceritakan tentang suaminya.
Sam dan suaminya memiliki dua orang putra, salah satunya bernama Matthew. Sam menceritakan suami dan anaknya direkrut oleh kelompok ISIS, yang mengejutkan Matthew muncul dalam salah satu video propaganda ISIS.