Pria Setengah Bugil di AS Mengamuk Pakai Senjata: Tembak Mati Empat Orang
Seorang pria setengah bugil menembak mati empat orang dan melukai dua orang pada Minggu (22/4/2018) dini hari di Nashville,
TRIBUNMANADO.CO.ID, NASHVILLE - Seorang pria setengah bugil menembak mati empat orang dan melukai dua orang pada Minggu (22/4/2018) dini hari di Nashville, Tennessee, Amerika Serikat.
Dilansir dari AFP, Departemen Kepolisian Metropolitan Nashville mengatakan dalam sebuah pernyataan, penembakan terjadi di resetoran Waffle House, di Antioch, Nashville, pada pukul 03.25 waktu setempat.
"Seorang pelanggan bergelut dengan pria bersenjata. Dia telanjang dan melarikan diri dengan berjalan kaki. Dia pria kulit putih berambut pendek," tulis pernyataan tersebut.
Awalnya, polisi menyangka pelaku hanya menggunakan jaket berwarna hijau ketika menembak orang secara acak.
Namun, pernyataan itu segera diperbaiki. Pelaku terlihat mengenakan celana hitam tanpa atasan.
Baca: Banyak Senjata seperti AS, Ternyata Ini Rahasia Swiss Tak Ada Penembakan Massal
Pernyataan itu juga diikuti dengan penyebutan nama seorang pria, Travis Reinking (29), berasal dari Morton, Illinois. Morton merupakan sebuah desa yang lokasinya berada di 720 km dari Antioch.
Identitas terungkap berdasarkan mobil yang digunakan pelaku. Pria bersenjata itu melepaskan mantelnya, dan terakhir kali terlihat berjalan di sekitar restoran 24 jam tersebut berada.
CNN melaporkan, Kepolisian Nashville meminta penduduk untuk mengunci pintu rumah mereka dan terus waspada karena pelaku masih berkeliaran.
"Kunci pintu Anda, terus waspada. Jika Anda melihat orang ini, seorang pria telanjang yang berjalan pada pagi ini, hubungi polisi segera," kata juru bicara polisi Don Aaron.

Polisi merilis wajah Reinking di Twitter dan berharap mendapat informasi dari masyarakat terkait keberadaan pelaku.
Sementara itu, direktur hubungan masyarakat Waffle House siap bekerja sama dengan kepolisian untuk mengungkap insiden yang terjadi di salah satu gerainya.
"Kami mengirimkan tim perusahaan dari Atlanta dan kini sedang menuju Nashville," ucapnya, seperti diwartakan ABC News.
"Saat ini, pikiran kami tercurah pada korban dan keluarganya, dan kami akan mendukung mereka pada saat yang tersulit," tambahnya.
Menurut keterangan polisi di lokasi, pria itu memiliki senjata senapan serbu AR-15, senjata yang biasa digunakan oleh penembak massal di AS.
Seperti diketahui, senapan AR-15 juga digunakan untuk membunuh 58 orang di Las Vegas pada Oktober 2017.
Sementara penembak di SMA di Parkland, Florida, pada Februari tahun ini juga memakai senjata tersebut sehingga menewaskan 17 orang.
Ratusan ribu orang di seluruh AS telah melakukan protes massal menuntut langkah-langkah pembatasan akses senjata api.
20 Tahun Terakhir Penembakan Sekolah di AS Terus Meningkat

Sebuah studi di Amerika Serikat melaporkan adanya peningkatan jumlah penembakan di lingkungan sekolah dalam 20 tahun terakhir.
Ironisnya lagi, penembakan di sekolah itu kebanyakan dilakukan oleh remaja berusia di bawah 18 tahun.
Penelitian ini dilakukan Universitas Clemson, Amerika Seikat untuk meneliti kasus penembakan yang terjadi di sekolah dasar dan sekolah menengah.
Dari data yang dikumpulkan, insiden penembakan massal terjadi pada tahun 1940 dianggap memenuhi syarat.
Dalam insiden penembakan itu, seorang kepala sekolah SMP menembak tiga petinggi sekolah dan dua orang guru.
Ia melakukan hal tersebut karena mengira dirinya akan dipecat di akhir tahun. Setelah melakukan aksinya, pelaku mencoba bunuh diri.
Pada dekade 1950-an hingga 1960-an, kasus penembakan tidak terjadi. Hingga pada akhirnya insiden penembakan terjadi lagi pada 1979.
Saat itu, seorang remaja berusia 16 tahun melakukan penembakan di sebuah sekolah dasar yang menewaskan dua orang dewasa serta melukai satu orang dewasa dan delapan siswa.
Memasuki dekade 1990-an, kasus penembakan semakin sering terjadi.
Pada periode ini, tercatat sekitar 13 kasus penembakan yang menewaskan sebanyak 36 orang.
Jika ditotal, jumlah kasus penembakan di enam dekade abad ke-20 tercatat 22 kasus dengan jumlah korban tewas 55 orang.
Sedangkan 60 persen pelaku penembakan adalah remaja berusia 11 hingga 18 tahun.
Baca: Ratusan Ribu Warga AS Turun ke Jalan: Aksi Penembakan hingga Kepemilihan Senjata
Memasuki abad ke-21, jumlah penembakan di sekolah Amerika Serikat semakin bertambah.
Dalam rentang 2000 hingga 2018, peneliti menghitung terjadi 22 kasus penembakan dan telah menewaskan 66 orang.
Meski belum genap dua dekade, jumlah korban sudah melampaui kasus penembakan sekolah yang terjadi pada abad lalu.
Tidak hanya itu. Saat ini, jumlah remaja yang terlibat kasus penembakan juga semakin banyak.
Sejak 2000 hingga 2018, 77 persen pelaku penembakan di sekolah adalah para remaja.
Menurut Antonis Katsiyannis, salah satu peneliti dari Universitas Clemson, angka ini bisa dibilang cukup menghawatirkan.
Sebab, kebanyakan korban tewas tidak memiliki hubungan yang jelas dengan pelaku penembakan.
Selain itu, deretan kasus ini menunjukkan remaja di masa kini lebih mudah mengakses senjata api.
Lebih jauh lagi, Katsiyannis menambahkan, banyaknya kasus penembakan menunjukkan para remaja lebih rentan terkena masalah kesehatan mental dan memiliki cara penyelesaian konflik lebih terbatas.
Karena itu, Katsiyannis mengatakan, insiden penembakan massal ini merupakan sebuah epidemi yang harus diatasi.
Hasil penelitian ini sudah dipublikasikan di Journal of Child and Families Studies.
Sedikit catatan, penelitian yang dilakukan oleh Universitas Clemson hanya menghitung berdasarkan insiden penembakan di sekolah. Sedangkan insiden penembakan di universitas tidak dihitung. *
Artikel ini telah dimuat di kompas.com dengan judul: Pria Setengah Bugil di AS Tembak Mati Empat Orang