Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Polisi Saudi Baku Tembak dengan Drone di Kawasan Elite Riyadh

Polisi Saudi Arabia menyatakan pasukan keamanan berurusan dengan sebuah pesawat tanpa awak (drone) sipil

Editor: Lodie_Tombeg
zoom-inlihat foto Polisi Saudi Baku Tembak dengan Drone di Kawasan Elite Riyadh
Kontan
Kota Riyadh

TRIBUNMANADO.CO.ID, RIYADH - Polisi Saudi Arabia menyatakan pasukan keamanan berurusan dengan sebuah pesawat tanpa awak (drone) sipil yang terbang tanpa izin di kawasan elit Riyadh pada Sabtu (21/4).

Menurut pernyataan singkat yang disiarkan oleh Agen Pers Resmi Arab Saudi, seperti dikutip dari Bloomberg Minggu (22/4), pihak berwenang telah memulai penyelidikan atas insiden itu.

Pernyataan tersebut muncul setelah sebuah video dibagikan secara luas di media sosial, dimana tembakan senjata berat bisa didengar.

Seorang juru bicara Kementerian Dalam Negeri mengatakan bahwa peraturan penggunaan pesawat tak berawak berada di tahap akhir mereka.

Dia meminta pengguna untuk mendapatkan izin resmi dari kepolisian.

Baca: Drone AS Tewaskan Wakil Pemimpin Taliban Pakistan

Produsen senjata Rusia dan China kembangkan drone dengan misil Smerch

Produsen senjata asal Rusia Tecmash Research and Production Group (Tecmash) melanjutkan kerja sama dengan China untuk mengembangkan pesawat pengintai tanpa awak (drone) yang mampu meluncurkan misil tipe Smerch Multi Launch Rocket System (MLRS).

Presiden China Xi Jinping (kiri) Bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin
Presiden China Xi Jinping (kiri) Bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin (Kontan)

Mengutip kantor berita Rusia, TASS, Sabtu (31/3), pada pameran senjata masa depan, ArmHiTec 2018 yang dilangsungkan di Rusia hari Jumat (30/3), Wakil Direktur Utama Tecmash, Alexander Kochkin mengungkapkan sejak Februari 2017 Techmash mengembangkan senjata khusus atas inisiatif sendiri.

Rusia mengusir 59 diplomat dari 23 negara

Ketika Penelitian Splav dan Asosiasi Produksi (bagian dari Tecmash) dilaporkan pada Februari 2017, perusahaan telah mengembangkan sebuah proyek atas inisiatifnya sendiri untuk menciptakan kendaraan udara tak berawak yang mampu meluncurkan misil Smerch MLRS.

Drone ini dirancang untuk tugas pengintaian dan penyerangan, serta dapat melayang di ketinggian 500 m selama 20 menit.

Splav mengatakan pada saat itu diharapkan calon pelanggan untuk segera menunjukkan minat dalam proyek.

Pesawat nirawak (drone)
Pesawat nirawak (drone) ((Daily Mirror/Getty))

Sementara Kementerian Pertahanan Rusia tidak menunjukkan minat pada proyek sejauh ini, China mulai tertarik.

"Pekerjaan desain eksperimental bersama dengan pihak China sedang berlangsung," ujarnya, dilansir dari TASS.

Ia menambahkan, kerjasama dengan China ini tidak berlangsung diam-diam, melainkan sudah mendapatkan izin dari Kementerian Pertahanan Rusia, sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

Smerch adalah sistem peluncuran roket ganda 300 mm yang dikembangkan oleh Uni Soviet.

Telah beroperasi sejak 1987 dan memiliki jangkauan tembak 20-120 km. Sementara, Smerch yang akan ditempatkan di drone memiliki ukuran lebih kecil dan memiliki jangkauan 90 km. *

 
 

Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved