Ini Cerita Lexi Mantiri Soal Pencalonannya Sebagai Anggota DPD, Penuh Makna
Lexi Mantiri, tokoh pemuda yang mendeklarasikan maju sebagai bakal calon DPD memberikan pernyataan melalui media sosial, Minggu (22/4/2018).
Penulis: | Editor: Alexander Pattyranie
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Lexi Mantiri, tokoh pemuda yang mendeklarasikan maju sebagai bakal calon Dewan Perwakilan Daerah (DPD) memberikan pernyataan melalui media sosial, Minggu (22/4/2018).
Ia mengucapkan terima kasih sekaligus menceritakan pengalamannya mencalonkan diri itu.
Berikut tulisan lengkapnya:
Selamat Hari Minggu.
Pada kesempatan ini, izinkan saya menyampaikan terima kasih yang tak terhingga bagi keluarga, kerabat dan teman-teman serta semua pihak yang atas rupa-rupa cara telah membantu saya dalam proses pencalonan sebagai balon DPD RI.
Pada Sabtu (21/4) pukul 22.00 Wita, saya telah mengupload dan meng-submit nama-nama pendukung sebagai salah satu syarat.
Total dukungan saya sebanyak 2.986 ribu, tapi karena ada ganda internal (100 lebih) dan ganda eksternal (400 lebih), maka total dukungan saya sebanyak 2.458 orang yang tersebar di 11 kab/kota.
Jumlah itu telah melewati ambang batas dukungan sebanyak 2.000 dengan sebaran minimal 8 kab/kota.
Masih ada 300 lebih dukungan yang tidak sempat diupload karena terlambat masuk.
Konsekuensinya, saya menjadi salah satu balon yang akan memasukkan formulir dukungan dan fc ktp ke KPU, paling lambat Rabu, (25/4/2018).
Selanjutnya, berkas tersebut akan diverifikasi baik administrasi maupun faktual. Untuk ditetapkan sebagai calon, memang harus melalui persyaratan yang ketat, terutama soal kevalidan dukungan.
Jika memenuhi syarat, berarti masuk DCS, jika gagal, berarti belum bisa menjadi calon.
Bagi saya, menjadi calon atau tidak, itu soal kesempatan.
Setidaknya saya dan teman-teman semua telah ikut berjuang dan memiliki mimpi yang sama.
Sukses itu tak sekadar hasil, tapi proses. Saya akui, bahwa proses yang telah saya alami dan gumuli, telah memberi banyak pelajaran berharga.
Ada banyak nilai yang bisa saya petik.
Nilai nilai ini menjadi modal bagi saya dan teman-teman, untuk merenda masa depan.
Lewat proses ini saya bisa merasakan lagi arti dari sebuah kerja keras.
Bahwa kerja keras itu butuh pengorbanan. Berkorban waktu, pikiran dan materi.
Sudah sangat lama, saya pernah merasakan sehari hanya tidur 2 sampai 3 jam.
Sudah lama, jemari saya harus berjam-jam di atas keyboard komputer.
Sudah sejak lama, saya harus fokus selama seminggu untuk suatu pekerjaan.
Apalagi mencari dukungan dari masyarakat dengan waktu yang mepet, kondisi yang terbatas, terbilang sulit dan hampir tidak mungkin.
Sebuah upaya yang jauh dari kata mudah. Saat ini, semuanya saya bisa alami lagi.
Pengalaman ini, telah mengajarkan saya, bahwa bahwa keluarga, kerabat dan teman-temanlah yang akan bersedia membantu di saat kesulitan.
Tapi juga, ternyata ada orang-orang tidak diperkirakan sebelumnya, justru tiba-tiba mengulurkan tangan memberi pertolongan.
Sungguh Tuhan bekerja lewat orang orang dekat kita.
Termasuk orang yang mungkin baru dikenal atau tidak dikenal sekalipun.
Kadang juga hal kecil, terlihat sepele, justru menjadi kunci bagi kita untuk membuka pintu.
Kadang bantuan itu, justru datang dari mereka-mereka yang kita tidak duga sebelumnya.
Lewat pengalaman ini, saya kembali bisa memaknai arti dari relawan. Tanpa sadar, setelah menengok rekam jejak saya, ternyata saya telah banyak meluangkan waktu menjadi relawan.
Baik di bidang sosial kemasyarakatan maupun sosial politik. Justru saat ini, saya bisa merasakan lagi kerja kerja relawan.
Suka rela dan tanpa pamrih karena memiliki nasib dan tujuan yang sama.
Sejak awal saat saya diminta untuk menjadi salah satu calon, sejujurnya cukup lama saya bergumul untuk kemudian memutuskan.
Memang saya akui, saya juga punya impian dan semua orang berhak memiliki cita-cita.
Kendati sejujurnya, di awal-awal saya merasa belum pantas dan layak untuk itu.
Saya sadar, ada banya kekurangan dan kelemahan dalam diri saya.
Terutama dari segi financial.
Selama bertahun-tahun, saya bekerja sebagai wartawan dan relawan.
Kebanyakan waktu juga dihabiskan sebagai aktifis di beberapa organisasi.
Itulah sebabnya saya tidak bisa mengumpulkan uang yang banyak.
Dari kerja kerja saya, mungkin satu kelebihan saya.
Saya punya banyak teman dan jaringan. Justru di saat saat tertentu, uang tidak menjadi penentu.
Sebaliknya, kerja keras, kerelaan menolong dan kesediaan membantulah yang menjadi kunci.
Itu bukan berarti dana tidak penting dalam iven-iven politik, tapi bukan segala-galanya.
Saat ini, ibarat kepalang basah, mandi sekalian. Setidaknya sudah dan telah mencoba.
Kapan bisa kita tahu akan berhasil, jika kita tidak pernah mencoba.
Setidaknya saya bisa memberanikan diri untuk tak hanya berjalan di zona aman, tapi berlari dan melompat mengejar impian.
Soal impian itu bisa digapai atau tidak, itu soal kehendak yang Ilahi.
Yang penting, telah mendapatkan kesempatan untuk mencoba dan berusaha.
Keluarga dan teman-teman yang baik serta semua pihak yang telah membantu.
Direncanakan saya akan memasukkan berkas dukungan pada Rabu, 25 April di KPU Sulut. Jika berkenan, mohon dukungan dari handai taulan semua untuk kelengkapan berkas.
Saya tidak akan melupakan budi baik Anda sekalian.
Moga Tuhan membalas dengan berkat umur panjang, rejeki dan kesehatan. (Tribun Manado/David Manewus)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/lexi-mantiiri_20180423_080306.jpg)