Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Isu Gaji Dosen Asing di Indonesia Tuai Kritik, Rustam Ibrahim Angkat Bicara!

Rustam Ibrahim beri tanggapan soal isu gaji dosen asing yang mencapai Rp 65 juta per bulan.

Editor: Siti Nurjanah
Rustam Ibrahim 

Jangan biarkan menjadi tempat tumbuhnya nasionalisme sempit dan xenophobia, hanya karena politik.

@RustamIbrahim: Untuk pengkritik TKA yang terkena xenophobia, ketahuilah bahwa pekerja asing di Indonesia hanya 126 ribuan, Sedangkan TKI Indonesia di luar negeri mencapai 9 jutaan.

@Darmaningtyas: Pak @Jokowi saya nolak keras jika Pemerintah mengimpor 200 dosen asing dg gaji Rp. 65 juta/bln. Itu jelas tidak adil.

Bukan dosen kita tdk berkualitas, tapi krn gajinya rendah akhirnya tdk fokus untuk ngajar dan meneliti, tapi ngobyek untuk hidup. Yg diperlukan, naikin gaji mrk.

@RustamIbrahim: Banyak dosen Indonesia mengngajar di LN, gajinya juga jadi berlipat.

Jika dosen orang Amrik ngajar pake standar gaji Indonesia, isteri & anaknya di AS makan apa?

Dosen asing mengajar di Indonesia bukan hanya soal kualitas, tapi juga pertukaran kebudayaan, ilmu dan teknologi.

Diberitakan Tribunnews.com, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) berencana mendatangkan sekitar 200 dosen dari luar negeri.

Salah satu dampak Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing (TKA) adalah semakin mudahnya warga asing menjadi tenaga pengajar universitas alias dosen di Indonesia.

Menristek Dikti M Nasir mengungkapkan, melalui perpres itu, warga negara asing dimungkinkan untuk menjadi dosen tetap selama dua hingga tiga tahun lamanya.

"Tujuannya kalau enggak dua tahun, ya tiga tahun, untuk stay di sini (Indonesia). Ya artinya dia bisa stay dua sampai tiga tahun, kayak kita di luar negeri," ujar Nasir di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Senin (9/4/2018).

Rencananya, Kemenristek Dikti akan fokus pada penyerapan tenaga pengajar universitas dari luar negeri yang ahli di bidang-bidang tertentu, misalnya teknologi, matematika, teknik mesin dan sains.

Beberapa negara, kata Nasir, juga sudah menyampaikan minatnya untuk mengirim tenaga pengajar universitasnya ke Indonesia.

Di antaranya adalah Australia, Inggris, Jepang, Korea Selatan dan Amerika Serikat. (TribunWow.com/Lailatun Niqmah)

Sumber: TribunWow.com
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved