Ini Tuntutan SPN Sulut Jelang Hari Buruh Internasional
Buruh dari seluruh dunia akan turun menggelar demo menuntut kesejahteraan pekerja dalam rangka Hari Buruh Internasional
Penulis: Andrew_Pattymahu | Editor:
Laporan Wartawan Tribun Manado Andrew Alexander Pattymahu
TRIBUNMANADO.CO.ID,MANADO - Tanggal 1 Mei selalu diperingati sebagai Hari Buruh Internasional.
Biasanya pada momen tersebut buruh dari seluruh dunia akan turun menggelar demo menuntut kesejahteraan pekerja.
Serikat Pekerja Nasional (SPN) Sulawesi Utara (Sulut) juga bersiap turun ke jalan peringati 'May Day'.
Ketua SPN Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Sulut, Tommy Sampelan kepada www.tribunmanado.co.id, Jumat (20/4) menuturkan mereka akan melakukan aksi long march "Bergerak Lawan Kapitalisme dan Ketidakadilan Dunia Kerja".
Gerakan ini akan melibatkan ribuan buruh dan pekerja dari organisasi-organisasi buruh serta mahasiswa.
"Gerakan ini akan dipusatkan di beberapa titik di Manado seperti Kantor Gubernur Sulut, Kantor BPJS Kantor PLN Suluttenggo dan DPRD Sulut," ujarnya.
Isu yang akan diangkat yakni nasib ribuan Tenaga Harian Lepas di Pemprov Sulut dengan status tidak jelas dan tingkat kesejahteraan rendah.
Pemerintah tidak tegas dan melakukan pembiaran masuknya Tenaga Kerja Asing Ilegal di Sulut dab merampas hak-hak mendapatkan pekerjaan masyarakat lokal.
Kebijakan pemerintah bagi penciptaan lapangan pekerjaan belum berpihak pada potensi penyerapan tenaga kerja lokal.
Lemahnya pengawasan terhadap hak-hak normatif buruh dan penanganan kasus-kasus tenaga kerja yg sangat lambat.
Pemanfaatan Balai Latihan Kerja di Bitung belum dikelolah secara profesional untuk meningkatkan keahlian buruh/pekerja dan program dan kegiatan BLK tidak transparan.
"Lemahnya penegakan hukum bagi perusahaan yang tidak mengikutsertakan tenaga kerja dalam program BPJS. Selain itu pengelolaan dana tenaga kerja di Sulut oleh BPJS TK tidak transparan. Pelayanan anggota BPJS Kesehatan di rumah sakit masih diskriminasi dan mengabaikan sisi kemanusiaan," kata dia.
Adanya pembiaran PLN Suluttenggo menggunakan perusahaan out sourching yang tidak sesuai aturan dan melemahkan posisi pekerja.
Dan terakhir, DPRD Sulut belum maksimal dalam menindaklanjuti aduan/aspirasi Serikat Pekerja, bahkan diduga setiap laporan pekerja/SP dijadikan komoditi politik.
"Aksi longmarch SPN dilakukan bertahap pada tanggal 30 April dan tanggal 2 Mei. Tema, May Day is the Fun Day harus diganti menjadi May Day is resistance movement," pungkasnya.