Filsafat UI Dikritisi Rocky Gerung: Dipimpin Prof yang Tak Paham Secuilpun Filsafat, Ajaib?
Rocky Gerung memberikan klarifikasi atas pernyataan pihak Universitas Indonesia (UI) terkait statusnya.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Rocky Gerung memberikan klarifikasi atas pernyataan pihak Universitas Indonesia (UI) terkait statusnya.
Pantauan TribunWow.com, hal itu ia ungkapkan dalam postingan akun Twitternya yang diunggah pada Kamis (19/4/2018).
Pihak Universitas Indonesia mengatakan jika Rocky Gerung pernah menjadi dosen tidak tetap dikampusnya.
Akan tetapi sudah beberapa semester sudah tidak di-assign mengajar.
Kepala Kantor Hubungan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi Publik UI, Rifelly Dewi Astuti juga mengatakan jika saat ini Rocky Gerung bukan dosen UI.
Tak hanya itu, ia memastikan jika Rocky Gerung bukanlah seorang profesor di Universitas Indonesia.
Menanggapi hal itu, Rocky Rocky Gerung menyampaikan tiga hal.
Pertamanya jika dirinya tak pernah melamar di UI.
Kemudian dirinya menolak untuk mengajar di UI lagi, dan tidak pernah diberi surat berhenti.
Menurutnya hal itu lantaran Filsafat UI dipimpin oleh seorang profesor yang tidak memahami filsafat.
Ia bahkan meminta publik untuk mengecek hal tersebut.
@rockygerung: 1. Saya tak melamar. Justru UI yg minta saya ngajar.
2. Tak pernah UI beri surat berhenti. Saya yg nolak ngajar. Mengapa?
3. Karena Filsafat UI dipimpin prof yg tak paham secuil pun filsafat. Ajaib? Silakan cek. Dungu juga UI.

Meski tidak menyebutkan nama yang dimaksud, cuitan Rocky langsung menuai reaksi. Salah satunya dari Sosiolog UI, Dr. Thamrin Amal Tomagola. Melalui akun Twitternya @tamrintomagola, Tamrin meminta Rocky menyebutkan siapa sososk yang ia maksud tersebut.
"Bung @rockygerung, Prof Filsafat mana yang bung maksud. Setahu saya baik Prof Tutie Rooseno maupun Prof Soeryanto adalah skolar-skolar Filsafat UI yang sangat mumpuni. Harap klarifikasi," tulis Thamrin.
Rocky lalu merespons santai pertanyaan dari Tamrin. Ia mengomentari dua nama profesor yang disebut oleh Sosiolog UI tersebut.
"Tutie pinter. Soeryanto biasa saja. Jadi siapa yg saya maksud? Pak Tamrin mau saya DM ? :))
Banyak netizen yang mengomentari cuitan keduanya. Ada yang pro dan kontra, serta tak sedikit yang dibuat bingung.
"Kisah tentang Professor Filsafat ini ngalor ngidul nggak jelas. Hiruk pikuk antara pro-kontra. Ini menyeret UI ke pusaran isu yg kontra produktif. Klo pernah mngajar dr S1-S3, tahun berapa? Fakultas apa saja? Saya pikir mustahil UI minta orang mengajar hanya dg lisan, tentu ada SK," tulis @esJorong.
"Biarkan aja pak @tamrintomagola akan sia-sia saja, keinginannya kan diperbincangkan terus ke”Fiksi”an nya, hanya untuk mensosialisasikan “mindset” orangLain, Tak Ada Tiang, Lidi Pun DiPakai, hadeeh," cuit @porsea.
"Memang harus di perjelas komen nya....harus cepat clear...ranah wibawa UI sedang di pertaruhkan," tulis @julius2itr.
Rocky Gerung Bukan Dosen UI
Diberitakan sebelumnya, Rocky Gerung sendiri mengaku jika dirinya bukanlah seorang profesor yang memiliki gelar akademik.
Rocky Gerung mengatakan jika dirinya hanya tamatan S1, meski demikian, ia diminta oleh UI untuk mengajar S1 sampai S3.
Selain itu, selama ini dirinya juga tidak pernah mengambil gajinya ketika mengajar di UI.
Kenapa bisa seperti itu, Rocky Gerung pun meminta publik untuk menanyakan langsung kepada pihak UI.
Ia menyumbangkan seluruh gajinya kepada citivas UI karena mengaku ia tidak miskin sehingga meminta bayaran atas ilmu yang ia bagikan.
Sementara itu, Guru Besar UI Tamrin Tomagola angkat bicara usai gelar akademis Rocky Gerung menjadi sorotan publik.
Menurutnya kemampuan akademis Rocky Gerung layak untuk mengajar S3.
Oleh karena itu UI meminta dia mengajar karena kemampuan akademisnya mumpuni.
@tamrintomagola: Secara formal RG memang hanya S 1 tapi secara aktual, kemampuan akademisnya memang layak ngajar S 3.
Sama dgn drs Arbi Sanit, pengamat politik UI hanya S 1 tapi sy minta dia ngajar S 2 karna kemampuan akademisnya memang mumpuni.
Menurutnya, sebagai akademisi, seseorang harus menguasai beberapa hal, dari'conceptual tools' klasik hingga melakukan proses ulang-alik tataran empirik dengan konseptual.
Tamrin Tomagola mengungkapkan jika Rocky Gerung mumpuni dalam hal tersebut.
Ia pun membantah tudingan jika UI kekurangan dosen karena meminta orang yang hanya tamatan S1 untuk mengajar.
Menurut Tamrin Tomagola, tidak selalu kemampuan akademis dibuktikan dengan tingkatan strata.
Berdasarkan dengan informasi dari rekan profesornya di UI, kontrak mengajar antara UI dan Rocky Gerung berakhir pada 2 tahun lalu. *