Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Begini Penyebab Overpass Tol Bitung Ambruk: Mabes Polri Turun ke Tumaluntung

Teka-teki ambruknya overpass (jembatan) Jalan Tol Manado-Bitung di Desa Tumaluntung, Kecamatan Kauditan, Kabupaten Minut.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO/ANDREAS RUAUW
Foto proses evakuasi pekerja yang tertimbun material proyek di Jalan Tol Manado-Bitung 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO – Teka-teki ambruknya overpass (jembatan) Jalan Tol Manado-Bitung di Desa Tumaluntung, Kecamatan Kauditan, Kabupaten Minahasa Utara pada Selasa (17/4/2018) mulai terkuak. Ada kemungkinan tanah di bawah penyangga tidak kuat. Tak mampu menahan beban, apalagi bangunan overpass sementara pengecoran.

Demikian pendapat Prof Dr Fabian Manoppo, Dosen Fakultas Teknik Unsrat yang ditemui tribunmanado.co.id, di lokasi kejadian, Rabu (18/4) malam. "Ada kemungkinan tanahnya tidak kuat," beber dia. Menurut dia, kejadian seperti ini kerap terjadi lantaran pihak kontraktor tidak memeriksa tanah dengan baik.

"Tanah diukur di bagian sini ternyata kuat, karena itu tidak dilakukan lagi pemeriksaan tanah di sekitar situ," ujar dia.
Manoppo yang turut menangani sejumlah jembatan penghubung jalan tol sampai pada kesimpulan itu setelah melihat video ambruknya jembatan.

Kejadian ambruknya overpass yang dikerjakan PT Wijaya Karya (Persero) menyebabkan dua orang tewas.
Wakil Gubernur Sulawesi Utara Steven Kandouw mengungkapkan, tim independen sudah turun untuk menyelidiki apa yang menyebabkan konstruksi overpass roboh dan menimbulkan korban jiwa dan luka.
"Cari tahu apa yang terjadi dan siapa yang bertanggung jawab. Namanya bertangung jawab sudah pasti urusan hukum. Ada korban jiwa. Apakah karena force major atau faktor alam," kata dia.

Wagub mengatakan, sambil proses penyelidikan tim berjalan, jangan sampai kasus ini menghambat pembangunan Tol Manado-Bitung. "Bukan mau menyepelekan, apalagi ini menyangkut nyawa manusia tapi maunya Pak Gubernur proyek tetap berlanjut. Ada satu masalah parsial dari agenda besar, kecelakaan kerja bisa terjadi di mana saja, tapi tetap urusan nyawa tidak bisa main-main," ujar dia.

Kandouw menegaskan, kasus kecelakaan kerja ini harus jadi yang pertama dan terakhir. Ia heran kenapa kontraktor yang sangat terkenal kredibel dan mampu, ternyata mengalami hal seperti ini sampai menimbulkan korban jiwa. "Sebenarnya kenapa terjadi seperti ini," ujar Wagub.

Kapolda Sulut Irjen Bambang Waskito mengunjungi lokasi ambruknya jembatan tol Manado-Bitung di Desa Tumaluntung, Rabu (18/4/201) pagi.
Kapolda Sulut Irjen Bambang Waskito mengunjungi lokasi ambruknya jembatan tol Manado-Bitung di Desa Tumaluntung, Rabu (18/4/201) pagi. (TRIBUNMANADO/ARTHUR ROMPIS)

Polda Sulut telah membentuk tim khusus untuk menyelidiki penyebab ambruknya overpass.
"Tim yang kita bentuk dipimpin oleh Dirreskrimum. Nanti akan diperkuat tim dari Mabes Polri yakni Puslabfor Bidang Ahli Konstruksi Beton. Jam 3 atau jam 4 sore akan bergabung ke lokasi," ujar Kapolda Sulut Irjen Bambang Waskito, Rabu (18/4/2018) pukul 13.30 Wita.

Lanjut Kapolda, untuk sementara lokasi tersebut sudah dipasangi garis polisi. "Sudah kita pasangi police line. Kalau sudah selesai olah tempat kejadian perkara (TKP) nanti kita buka lagi. Soal dijalankan lagi atau tidak itu urusan pihak kontraktor," ujar Kapolda.

Baik pengawas lapangan, manajer, dan saksi telah diperiksa polisi. "Malam itu juga sudah kita mintai keterangan di Polres Minut," ujarnya.
Untuk mengetahui letak kesalahan, penyebabnya apa, dan mungkin disebabkan secara teknis, kata Kapolda, masih dikumpulkan data. Data sementara, kata jenderal bintang dua Polri ini, ada 17 orang yang menjadi korban.

"Tadi pagi saya ke lokasi di Tumaluntung. Dan diketahui korban jiwa ada dua orang meninggal dunia. Sementara 15 orang dirawat. Kejadiannya saat akan pengecoran 14 orang ini di atas. Kemudian tiga mengecek, jadi masuk ke bawah. Selanjutnya kita tidak tahu. Sekarang masih proses pengumpulan barang bukti, dan pemeriksaan saksi-saksi," ujarnya. Polda Sulut sudah mengamankan closed vircuit television atau CCTV di lokasi untuk penyelidikan.

Irjen Waskito didampingi Dirlantas Polda Sulut Kombes Pol Ari Subiyanto, Kapolresta Manado Kombes Pol FX Surya Kumara, dan Kapolres Minut AKBP Alfaris Pattiwael meninjau lokasi runtuhnya overpass Rabu pukul 08.00. Selama sekitar satu jam Kapolda di lokasi.

Tim Puslabfor Mabes Polri melakukan olah TKP di lokasi Rabu pukul 21.45. Puslabfor pusat yang terdiri dari lima orang dan tiga dari Makassar bersama tim dari Polda serta Polres Minut menyisir area di sekitar ambruknya jembatan.

Setelah memantau, anggota tim membentuk lingkaran dan tampak bercakap-cakap.
Seorang anggota tim tampak memegang kertas.
Lokasi nampak terang benderang oleh lampu dari beberapa sisi serta sebuah lampu besar di lokasi sekira beberapa meter dari reruntuhan. Tim berada selama 20 menit lantas meninggalkan lokasi.

Kapolres Minut AKBP Alfaris Pattiwael berada paling depan bersama ketua tim Kombes Pol Hari Sarwono. Sarwono mengatakan, tim akan bekerja selama beberapa hari.

"Mereka akan melakukan olah TKP," kata dia.
Dikatakan Sarwono, pemeriksaan tim akan jadi bahan penting untuk penyelidikan pihaknya.
Sarwono tak bisa memastikan berapa lama waktu tim bekerja.
Dibeber Sarwono pihaknya sudah memeriksa 13 saksi. "Tiga di antaranya adalah manager proyek, wakil serta pengawas, sisanya adalah para pekerja, mereka diperiksa di rumah sakit," kata dia.

Hingga kemarin, sebanyak delapan korban kecelakaan menjalani perawatan di RS Lembean.
Sayangnya pihak Wika enggan mengizinkan wartawan meliput korban kecelakaan.

Padahal pihak RS Lembean sudah mempersilahkan. "Tidak bisa pak, ini sudah perintah," kata Hizkia yang mengaku berasal dari Wika, Rabu siang.

Hizkia membeber alasannya yakni para korban perlu istirahat juga agar tidak mengganggu korban lain. "Mereka masih sakit," kata dia. Ia kemudian menyebut korban hanya sakit ringan.
"Hanya lecet lecet saja," beber dia.

NAMA PARA KORBAN
1.MOKTAR TARIGIN
2.SUGENG (tewas)
3.DADI (tewas)
4.SIMON MOSI
5.MELKI SEDE
6.IYAN SOFYAN
7.AGUS SUDRAJAT
8.CATUR NOGROHO
9.JAINUDIN
10.AGUS HERMAWAN
11.AGUS SOFYAN
12.AZIS SUPRATMAN
13.DEDE SUPRIATNA
14.MOKTAR
15.DEDEN SOFIA
16.AGUS UDIOTO
17.ARIS SUDIANTO

Direktur PT Wika Bingung

Direktur Operasi 1 PT Wika Pusat,  Chandra Dwiputra
Direktur Operasi 1 PT Wika Pusat, Chandra Dwiputra (TRIBUNMANADO/ARTHUR ROMPIS)

Drirektur Operasi I PT Wika Pusat Chandra Dwiputra mengaku tak habis pikir dengan kejadian ambuknya overpass (jembatan) penghubung Jalan Tol Manado Bitung di Tumaluntung. "Terus terang ini membingungkan saya," bebernya kepada tribunmanado.co.id di lokasi kejadian, Rabu (18/4/2018) pagi.
Dikatakannya, pengerjaan sudah sesuai prosedur.

"Kita buat sesuai standar, baik dari segi material serta pengerjaan, lantas diperiksa oleh Pekerjaan Umum (PU) serta konsultan, tapi kenapa ya," kata dia.
Ia membeber, pemeriksaan dilaksanakan dengan sangat teliti. Besi penyangga jembatan sampai diketuk-ketuk. "Sampai segitunya," kata dia.

Menurut dia, pasca kejadian ambruknya jembatan tol di beberapa daerah, pihaknya melakukan evaluasi dan diperoleh kesempurnaan cara. Sebut dia, pengerjaan Jalan Tol Manado-Bitung dikerjakan dengan sangat hati-hati. Chandra menyatakan, pihaknya menanti hasil pemeriksaan polisi. "Kita nantikan apa penyebabnya, saya pribadi sangat ingin tahu penyebabnya," kata dia. 

Fabian J Manoppo
Fabian J Manoppo (TRIBUNMANADO/HANDHIKA DAWANGI)

Perhitungannya Tidak Baik

Overpass sama dengan jembatan. Memiliki bangunan atas dan bawah. Biasanya overpass (jalan layang), tinggal dipasang saja. Memiliki kerangka yang sudah jadi. Panjang maksimalnya hanya mencapai 25 meter.
Kasus ambruknya overpass di Jalan Tol Manado Bitung tepatnya Desa Tumaluntung, Kecamatan Kauditan, Minut yang dibuat PT Wika perlu diteliti lebih jauh penyebabnya.

Perlu melihat gambar dan turun langsung ke lokasi untuk mendapat kepastian. Namun, dari analisa sementara, kemungkinan ambruknya overpass karena gagal bangunan pada bagian atas.

Gagal bangunan kemungkinan terjadi karena bentangan overpass yang dibuat Wika terlalu panjang, yakni mencapai 36 meter. Ini yang menjadi pertanyaan. Sebab yang dilaksanakan diluar standar mengingat bentangan overpass bisa sepanjang itu dan dilakukan pengecoran di tempat.

Wika mungkin melakukan itu karena memiliki teknologi yang lebih unggul atau mungkin menghemat anggaran. Nah, itulah yang mesti dipelajari lagi.
Kemungkinan lain, ambruknya bangunan atas overpass karena kurang kuatnya penopang meski terbuat dari besi. Beban bangunan atas yang sangat besar, membuat penopang tak mampu menahan, sehingga ambruk saat dilakukan pengecoran di tempat.

Proyek jembatan penghubung di jalan tol Manado yang ambruk
Proyek jembatan penghubung di jalan tol Manado yang ambruk (TRIBUNMANADO/ARTHUR ROMPIS)

Kemungkinan lainnya juga, bisa saja tumpuan dari penopang itu juga tak kuat, karena hanya diletakkan di atas tanah. Tanah yang labil dan tak kuat sebagai tumpuan penopang, membuat overpass mudah ambruk karena beban yang besar saat pengecoran dilakukan.

Persoalan ambruknya overpass tersebut kemungkinan karena kelalaian manusia, yang tak melakukan kajian secara mendalam sebelum melaksanakan pekerjaan.
Saya ke lokasi ambrolnya overpass, Rabu (18/4/2018). Setelah meninjau dari luar pagar dan melihat beberapa video, masalahnya ada pada penyangga. Apalagi masih sementara pengecoran beton.
Bangunan atas itu sementara dicor. Berarti strukturnya belum bekerja penuh. Otomatis bangunan bawah yang menyangga.

Ketika melihat kondisi penyangga pada bagian bangunan lainnya yang satu paket sudah tidak masalah. Mereka sudah profesional tidak mungkin memasang penyangga yang hanya dari bambu, tetapi sudah struktur baja.
Saya lebih curiga itu ada kemungkinan di tumpuan penyangga (tanah). Dugaannya tidak diperhitungkan dengan baik. Lemah sehingga ketika beban maksimum maka ambruk. Namun ini harus ada kajian lebih detail, lihat gambar, cek tanahnya. (art/ryo/dik)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved