Inilah 5 Modifikasi Tubuh Paling Ekstrem dari Berbagai Suku, Setrika Payudara Sidaj jadi Tradisi
Sebagian orang memiliki keinginan menjadi pusat perhatian lewat apa yang ia pakai dan apa yang menempel di tubuhnya.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Sebagian orang memiliki keinginan menjadi pusat perhatian lewat apa yang ia pakai dan apa yang menempel di tubuhnya.
Untuk mendapatkan hal tersebut, memodifikasi tubuh pun kerap dilakukan.
Di antaranya lewat tato dan piercing alias tindik.
Namun, bagi beberapa suku di dunia ini, dua hal ini terlalu mainstream alias biasa.
Mereka punya teknik memodifikasi tubuh yang jauh lebih ekstrem dan cukup menyakitkan jika dilakukan orang awam.
Ada alasan tersendiri kenapa mereka harus melakukan hal ini, yang bagaimana pun tetap harus kita hormati.
Teknik memodifikasi tubuh sudah jadi tradisi di suku tersebut sejak bertahun-tahun lalu dan dilakukan turun-temurun demi menjaga eksistensi.
Inilah beberapa modifikasi tubuh paling ekstrem dari berbagai suku di dunia sebagaimana dilansir TribunTravel.com dari lifebuzz.com:
1. Menajamkan gigi memang sangat mengerikan, namun di beberapa budaya hal itu melambangkan kecantikan.

Suku Maya melakukannya untuk mengekspresikan status.
Sementara Suku Mentawai, Indonesia percaya, menajamkan gigi adalah standar kecantikan.
Hal ini merupakan praktik kuno, tetapi masih bisa dilihat hingga kini.
Begitu juga dengan kaum Hawa di Suku Afar (Ethiopia) yang juga memahat gigi karena itulah standar kecantikan mereka.
Ujung giginya yang tajam dan terlihat saat tersenyum, melambangkan keindahan.
Orang Afar juga cenderung mengepang rambut dengan cara yang istimewa dan menindik hidung mereka.
2. Setrika payudara adalah teknik mengerikan yang ditemukan di Kamerun.

Memang, praktik ini terdengar sangat mengerikan, bahkan kejam.
Orang-orang di sana meletakkan spatula panas serta alat khusus semacam alu untuk melarutkan lemak dan membuat payudara lebih datar.
Hal ini untuk menghentikan pertumbuhan payudara, sehingga kaum Hawa tidak terlihat seperti seorang perempuan dan tidak diganggu oleh kaum lelaki.
3. Skarifikasi dilakukan oleh Suku Sepik, Papua Nugini.

Suku Sepik menghabiskan waktu seminggu untuk ritual ini dan menganggapnya sebagai bagian dari perjalanan.
Ini bukanlah satu-satuny suku yang melakukan praktik menyeramkan tersebut.
Di Sudan Selatan, Suku Dinka juga memarut wajahnya.
Pola etsa pada gadis sebagai gambaran kecantikan dan tiga garis di wajah anak laki-laki untuk mewakili kedewasaan.
Termasuk suku-suku di Suriname, Nigeria, Republik Demokratik Kongo, dan Ghana.
4. Secara histori, lip plating atau meletakkan piringan di bibir bagian bawah dapat ditemukan di Afrika, Eropa, dan Amerika Selatan.

Faktanya, praktik semacam ini sudah ada sejak 8700 tahun SM dan masih dilakukan oleh Suku Mursi di Etiopia.
Hal ini dilakukan bersamaan dengan penghilangan dua gigi depan.
Biasanya, piringan tersebut menandakan kelas sosial dan status.
Mereka menggunakan lempengan bebas dan memasukkannya ke lubang tindik di bibir.
Semakin hari, lempengan yang dimasukan semakin besar sehingga kondisi ini membuat bibir semakin lebar.
5. Memanjangkan batok kepala terdengar sangat berbahaya, namun hal ini telah dilakukan selama bertahun-tahun.

Di Peru, Irak, dan Mesir, memanjangkan batok kepala telah ditemukan jejaknya sejak ribuan tahun lalu.
Proses ini dimulai saat tengkorak masih bayi sehingga belum sepenuhnya terbentuk.
Hal ini pun lebih memudahkan kepala untuk 'dicetak.'
Selain menunjukkan status bangsawan, praktik ini bertujuan agar bisa terhubung dengan roh nenek moyang.