Normalisasi DAS Tondano
Dapat Uang Ganti Rugi, Warga DAS Tondano ini Bantu Pembangunan Pastori
Tuhan menjawab doa jemaat Maranatha, Kelurahan Karame, Kecamatan Wenang, Manado untuk pembangunan pastori lewat cara yang unik.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Aldi Ponge
TRIBUNMANADO.CO.ID - Tuhan menjawab doa jemaat Maranatha, Kelurahan Karame, Kecamatan Wenang, Manado untuk pembangunan pastori lewat cara yang unik.
Yulin warga Kelurahan Karame memberikan sumbangan pembangunan pastori usai mendapat ganti-rugi lahannya karean terkena dampak DAS Tondano.
"Saya sisihkan untuk pembangunan pastori, ini sudah jadi pergumulan jemaat selama ini," kata dia yang enggan membeber jumlah sumbangannya dengan alasan tidak etis kepada tribunmanado.co.id
Sebut Yulin, pemberian itu wujud terima kasihnya pada Tuhan yang sudah memberinya berkat tak terduga.
Yulin menyebutnya berkat tak terduga karena ia tak menyangka rumahnya di pinggir sungai bisa laku seharga 100 juta.
"Ini benar benar berkat Tuhan, jadi harus dikembalikan pada Tuhan dengan membantu pelayananNya di muka bumi," kata dia.
Sebut Yulin, ia juga mempergunakan uang tersebut untuk merehab rumahnya.
Sejumlah warga Kelurahan Karame ramai ramai menyumbang ke gereja usai beroleh uang ganti rugi normalisasi daerah aliran sungai Tondano.
Proses ganti rugi di sana memang tergolong mulus.
Uang ganti rugi juga besar, berkisar 100 juta hingga 1 miliar rupiah.
Diane warga lainnya mengatakan, sumbangan warga bervariasi.
Dari 1 hingga belasan juta.
Dikatakannya, warga juga menyumbang lewat kolom.
"Target tiap kolom 15 juta dan di kolom sudah tercapai, bahkan lebih," beber dia.
Ia tak memungkiri ada warga yang menggunakan uang ganti rugi untuk syukuran.
Namun umumnya menyumbang pada hajatan gereja.
Amatan Tribun Senin, pastori itu sedang dibangun.
Bangunannya menjulang tinggi.
Sekujur bangunannya dipenuhi bambu serta seng. Tampak pula sebagian besar dindingnya sudah diplester.
Ketua Panitia pembangunan Markus Takalamingan menyatakan, cara swadaya sudah menjadi ciri dari warga setempat dalam membangun sarana ibadah.
Menurut dia, panitia tidak meminta.
"Umat memberi dengan kesadaran masing masing, jumlahnya terserah mereka," kata dia.
Markus mengatakan, pastori itu sudah jadi idaman jemaat sebab menjadi tempat tinggal pendeta.
Sebelumnya, ungkap dia, sudah ada dana dari pemerintah provinsi dan kota Manado sejumlah 70 juta. Namun perlu dana tambahan.
"Kami berdoa dan akhirnya Tuhan membukakan jalan," kata dia.
Ia menyebut harga ganti rugi yang tinggi untuk warga adalah berkat Tuhan.
Pasalnya beberapa daerah lainnya tak begitu beruntung dengan hanya mendapat harga rendah.
"Berkat Tuhan harus kita gunakan untuk kemuliannya," kata dia.
Menurut dia, pastori itu akan dibangun 3 lantai. Fasilitasnya representatif.
"Agar pendeta bisa merasa nyaman," ujar dia.
Ia berharap Pastori tersebut bisa segera selesai.