Tragedi Tanjakan Pumorow 8
Pengakuan Orangtua, Bayi Abi Meninggal Lantaran Pendarahan di Kepala
Orangtua almarhum bayi Abidzar Sa'aba, (korban yang meninggal dunia karena kecelakaan tunggal), pada Selasa (20/03/2018) pagi
Penulis: Indry Panigoro | Editor: Andrew_Pattymahu
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO -- Orangtua almarhum bayi Abidzar Sa'aba, korban yang meninggal dunia karena kecelakaan tunggal pada Selasa (20/03/2018) pagi mengungkap sebuah fakta.
Kecelakaan yang terjadi di tanjakan panjang Jalan Pomorow 8, Lingkungan 3, Kecamatan Tikala, Manado, Sulawesi Utara (Sulut), menurut sang ibu kematian salah satu anak kembarnya itu akibat pendarahan di kepala.
Ainun Ahmad (20) (orang tua Abidzar, red), warga Kelurahan Banjer Lingkungan VII, Kecamatan Tikala kepada Tribun Manado, Jumat (23/03/2018). "Sesuai apa yang dikatakan dokter di Rumah Sakit Malalayang, Abi (sapaan akrab Abidzar nyawanya tidak bisa diselamatkan karena adanya pendarahan di kepala Abi," ungkap Ainun.
Lanjut dia, terjadinya pendarahan di kepala, menurut pernyataan dokter yang menangani Abi di Rumah Sakit (RS) Malalayang karena otak kecil bayi yang seharusnya 22 Maret 2018 ini genap 5 bulan itu hancur akibat terkena benturan yang keras. "Pembuluh darahnya Abi itu pecah soalnyakan otak kecilnya hancur," kata nya.
Sekedar diketahui, saat itu sekira pukul 08.00 wita, rencananya keluarga Abidzar Sa'aba yang terdiri dari neneknya bernama Munia Hasan (58), ayah Abidzar, Marwan Sa'aba (29) ibunya
Ainun Ahmad (20) berencana membawa kembaran Abidzar bernama Abdul Sa'aba ke Rumah Sakit Smek Malalayang untuk memeriksakan mata Abdul yang sudah di fonis dokter mengalami buta stadium 5.
Mereka kemudian memesan kendaraan online jenis Go-car merek Daihatsu Ayla merah DB DB 1383 LE yang dikemudikan oleh perempuan bernama Lisa.
Setelah Lisa sampai di kediaman korban, Lisa pun menanyakan rute mana yang harus dilewati oleh mereka.
Keluarga korban pun mengarahkan pengemudi Go-car untuk lewat Jalan Pomorow 8 itu. Namun, sebelum mobil bergerak, Ainun sempat memperingatkan Lisa, warga Paniki, Kecamatan Mapanget, terkait medan Jalan terjal yang akan dilewati mereka. Dan setelah berada di lokasi, pengemudi yang diketahui janda anak 2 itu mengatakan iya dan ingin mencoba jalur itu.
Lima menitan berada di dalam mobil, mobil itu pun berjalan bagus, namun ketika masuk di tengah ke arah ujung tanjakan tiba-tiba mobil terhenti. "Dari bawah Tempat Kejadian Perkara (TKP), mobil nya jalan bagus. Tapi sudah di tengah memang agak terhenti dan meluncur, sopir pun kembali berusaha menambah laju kendaraan supaya tidak terlucur. Kira-kira tiga kali mobil meluncur dan sopir masih berusaha agar bisa naik, namun entah kenapa saat itu juga mobil meluncur dengan kencang. Beruntung mobil tersangkut di salah satu taluk warga," jelas Ainun.
Meskipun mobil terhenti lajunya akibat tersangkut di taluk warga, namun naas bagi korban yang saat itu di digendong ayahnya yang duduk di bagian belakang sopir itu, kepalanya terbentur oleh ujung taluk bagian kanan. "Saat itu Abidzar kan di gendong bapak nya (Marwan Sa'aba), jadi ketika bagian belakang mobil menabrak taluk, saat itu juga kepala Abidzar terbentur," ungkap dia.
Saat itu juga warga sekitar lokasi berdatangan untuk mengecek kondisi korban dan keluarga nya.
Korban diperbantukan keluarga serta warga untuk di larikan ke RS Kandou Malalayang.
Dan setelah dilakukan pemeriksaan, sekitar pukul 11.30 wita Selasa (20/03/2018) korban dinyatakan meninggal dunia, sebelum akhirnya dimakamkan pada Rabu (21/03/2018). (Ind)