'Lebih Banyak Hantu daripada Manusia', Derita Warga Relokasi Korban Banjir Pandu
Amatan Tribunmanado.co.id Kamis (23/3/2018) siang, baru ada belasan warga yang menghuni perumahan dengan total 1.500 - an rumah tersebut.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Alexander Pattyranie
Laporan Wartawan Tribun Manado Arthur Rompis
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Ketiadaan fasilitas dasar seperti listrik, air, plus kondisi rumah yang tidak nyaman, membuat rumah relokasi korban bencana banjir di Kelurahan Pandu, Bunaken, Manado, Sulawesi Utara, enggan dihuni warga.
Amatan Tribunmanado.co.id, Kamis (23/3/2018) siang, baru ada belasan warga yang menghuni perumahan dengan total 1.500 - an rumah tersebut.
Di perumahan bagian atas, hanya ada dua penghuni yang saling berjauhan.
Suasana begitu sepi.
Siang itu bak tengah malam.
Hariati, seorang warga melukiskan keadaan itu dengan satir.
"Di sini hantu lebih banyak dari manusia," kata dia.
Menurut dia, hantu jenis pok-pok dan pontianak berkeliaran di perumahan tersebut hampir tiap malam.
"Pernah saya mendengar bunyi aneh di luar, kemudian saya mengintip di jendela, terlihat perempuan berbaju putih, berambut panjang sedang berjalan seperti melayang, beberapa warga pernah bertemu dengan pontinak pria," kata dia.
Dikatakannya, sejumlah rumah kosong diduga sudah dihuni hantu.
Hingga memasukinya terasa merinding.
Menurut dia, perumahan itu memang dikelilingi pohon kapuk dan beringin, dua pohon yang kerap ditempati mahluk halus.
"Jika sudah banyak warga yang tinggal, pasti hal hal seperti ini akan terhalau, tapi bagaimana bisa tinggal, air, listrik tak ada, jalan masuk juga rusak parah, sedang tempat ini sangat jauh hingga ekonomi susah berkembang," kata dia.