Sinyal Bunga The Fed sesuai Ekspektasi: Rupiah Menguat, Begini Prediksi ke Depan
Hari ini rupiah berhasil unggul di hadapan dollar Amerika Serikat (AS). Kepastian mengenai jumlah kenaikan suku bunga
Mata uang Paman Sam melemah, meski bank sentral AS menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada Rabu waktu setempat.
Dugaan pasar akan adanya kenaikan bunga yang agresif kini sirna, setelah pejabat The Fed menyatakan tahun ini hanya akan terjadi tiga kali kenaikan suku bunga.
Penguatan rupiah seirama dengan mayoritas mata uang kawasan Asia. Won Korea, ringgit Malaysia, yen Jepang, dollar Taiwan, hingga dollar Singapura berhasil mengungguli greenback.
Hanya, dollar Filipina, rupee India, dan baht Thailand yang melemah terhadap mata uang Paman Sam.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Ahmad Mikail memprediksi, penguatan rupiah bisa berlanjut hingga penutupan hari ini.
Penyebabnya, dollar AS diperkirakan akan melemah terhadap sejumlah mata uang utama dunia, lantaran The Fed tidak akan menaikkan suku bunga sebanyak empat kali pada tahun ini.
Rupiah juga menguat seiring terbatasnya kenaikan yield US Treasury pasca-kenaikan tingkat suku bunga AS. Hal ini menunjukkan bahwa investor melihat peluang kenaikan tingkat suku bunga hanya sebesar tiga kali di tahun ini sudah cukup besar.
"Kemungkinan masuknya kembali investor asing ke pasar obligasi cukup besar dan bisa mendorong penguatan rupiah," kata Ahmad dalam riset, hari ini.
Ahmad memproyeksikan rupiah hari ini bergerak di rentang Rp 13.700 per dollar AS hingga Rp 13.750 per dollar AS.
Volatilitas rupiah teredam
Sesuai ekspetasi, suku bunga bank sentral Amerika Serikat dikerek sebesar 25 basis poin (bps) pada Rabu (21/3) kemarin.
Selain itu, The Fed juga mengeluarkan dot plot yang menunjukkan ekspektasi Fed terhadap arah suku bunga pada tahun ini dan tahun depan.
“Melihat dari dot plot yang dirilis Fed, sebagian besar anggota FOMC tetap memperkirakan bahwa kenaikan suku bunga AS tahun ini sebesar 75 bps,” ujar pengamat ekonomi Bank Permata Joshua Pardede saat di hubungi Kontan.co.id, Kamis (22/3).
Joshua menilai, dot plot yang dirilis The Fed akan menyebabkan volatilias pada rupiah akan menurun. Sebab, tingkat ketidakpastian di pasar juga menurun.
Menurut catatannya, rupiah pada pembukaan perdagangan hari ini cenderung menguat ke level Rp 13.735 per dollar di tengah pelemahan indeks dollar yang menunjukkan kinerja dollar AS terhadap mata uang utama pasca keputusan Fed.
“Penguatan rupiah pada hari ini juga ditopang oleh ekspektasi suku bunga acuan BI yang diperkirakan akan dipertahankan di level 4,25% merespon keputusan Fed,” tambahnya. *