Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sejarah GMIM, dari Pendeta AZR Wenas hingga Siapa Ketua Sinode ke-16 yang Terpilih Nanti

Gereja Masehi Injili di Minahasa (disingkat GMIM) adalah salah satu kelompok gereja Protestan di Indonesia yang beraliran Calvinisme.

Editor: Aswin_Lumintang
zoom-inlihat foto Sejarah GMIM, dari Pendeta AZR Wenas hingga Siapa Ketua Sinode ke-16 yang Terpilih Nanti
istimewa
Kantor Sinode GMIM di Tomohon

Buku tersebut tersimpan rapi di lemari ruang kerjanya, dan memudahkan baginya untuk mengingat sejarah perjalanan ketika masyarakat Minahasa menerima Injil, hingga cikal bakal GMIM dan kelembagaannya.

“Banyak perkembangan yang terjadi memang di GMIM setelah 78 tahun bersinode, yakni kesadaran seluruh jemaat untuk tak melupakan sejarah, yang dibuktikan dengan ditulisnya buku ini. Tentu semua karena Tuhan yang menolong dan memampukan,” katanya.

Kantor Sinode GMIM
Kantor Sinode GMIM (istimewa)

Dalam buku tersebut diungkapkan bahwa penginjilan pertama di Minahaa secara berkesinambungan terjadi pada abad ke-19, ketika Johann Friederich Riedel dan Johann Gottlieb mengawali kedatangan para penginjil dari Nederlandsch Zendeling Genootschap (NZG).

Ada 4 gelombang kedatangan penginjil ke Minahasa di bawah bendera NZG, yakni pertama pada tahun 1831, ketika Riedel dan Schwarz datang dan bekerja di antara orang Tondano dan Langowan.

Gelombang kedua pada tahun 1836-1838 ketika Hermann dan Mattern bekerja di Amurang dan Tomohon, kemudian Gelombang ketiga pada tahun 1848-1849 ketika Hartig, Bossert dan Ulfers datang sambil bekerja di Kema, Tanawangko dan Kumelembuai, serta gelombang keempat pada tahun 1861-1864 ketika JAT Schwarz, anak dari JG Schwarz bekerja di Sonder dan sekitarnya.

Riedel dan Schwarz tiba di Manado pada 12 Juni 1831, yang dipakai sebagai hari peringatan Pekabaran Injil dan Pendidikan Kristen di Minahasa, walalupun Riedel tiba dan menetap di Tondano sebenarnya pada 14 Oktober 1831.

Pada masa itu, orang Tondano menerima pengajaran Kristen yang dibawa Riedel, ditandai dengan selain jumlah mereka yang mengikuti kebaktian semakin banyak, juga perkembangan di bidang pendidikan semakin tampak oleh banyaknya anak-anak yang ke sekolah.

Setelah hampir 40 tahun kegiatan Pekabaran Injil dijalankan oleh Pekabar Injil yang datang dari Eropa, dan dibantu oleh guru Injil dengan susah payah, maka orang Minahasa yang menjawab Pekabaran Injil itu telah berjumlah 77.571.

Pada 1874, Jemaat terus bertumbuh pesat hingga mencapai 141, bukan hanya mereka yang menjadi pendengar Injil, tapi juga yang terdorong untuk mengabarkan Injil. Jemaat pun ketika itu menyediakan dana bagi Pekabaran Injil ke luar daerah.

Dalam dua tahun pertama sejak GMIM berdiri sendiri, perhatian banya ditujukan kepada penataan organisasi gereja, dimana hingga pada 1942, Ketua GMIM masih dipegang oleh Pendeta asal Belanda ketika dalam pendudukan Jepang di Minahasa.

Kantor Sinode GMIM
Kantor Sinode GMIM ()

Menjelang berakhirnya kepemimpinan pendeta asal Belanda, Pendeta AZR Wenas menyampaikan pidato tentang GMIM dan Pekabaran Injil dalam suatu pertemuan pada 14 Juli 1941 di Gereja Tondano.

Dari pidato tersebut diketahui bahwa sejak GMIM berdiri sendiri, dan pada 1934 sampai dengan 31 Desember 1936, GMIM belum mengutus tenaga penginjil ke luar Minahasa. Yang dilakukan pada waktu itu barulah mengumpulkan kolekte untuk daerah Luwuk dan Banggai, dimana Pendeta Tumbelaka dan Pendeta Lumanauw sedang bekerja.

Wenas mengatakan bahwa pada waktu itu GMIM belum melaksanakan secara resmi Pekabaran Injil. Namun demikian kesadaran akan pentingnya Pekabaran Injil itu sudah ada dalam GMIM. Orang-orang sudah mulai menanyakan, daerah-daerah manakah yang cocok untuk dijadikan ladang Pekabaran Injil GMIM.

Layani Tanah Karo

Sejak berdiri pada 1934, Gereja Masehi Injili di Minahasa  tak hanya sibuk mengurus pelayanan di Bumi Nyiur Melambai, tapi juga menyebar Injil keluar Sulawesi Utara.

Sumber: Tribun Manado
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved