Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

GEMPAR! Ular Putih Raksasa Ditemukan Dalam Goa, Sebelum Masuk Harus Melakukan Ritual ini

Salah satu dari 10 warga itu, yakni Doroteus Manto, mengatakan, mereka menemukan ular putih raksasa itu saat menghantar wisatawan asal Jerman

Editor:
Pos Kupang
Mulut goa istana ular 

Direktur Jenderal Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Pahang Datuk Abdul Wahab Mat Yassin membenarkan hal tersebut dan tubuhnya dibawa ke Kampung Permatang Gading, Bukit Abal, Pasir Putih, Kelantan untuk dimakamkan setelah shalat Jumat.

Abu Zarin dirawat di Unit Perawatan Intensif (ICU) HOSHAH setelah gigit ular dalam sebuah operasi di Bentong dan dia dilaporkan telah menunjukkan perkembangan positif saat mulai menyadari pada tengah hari Selasa.

Abu Zarin telah memimpin lebih dari 10 tahun sebagai insinyur kebakaran dan telah bertugas di BBP Muadzam Shah, Pekan dan sekarang di Temerloh.

Dia memimpin tim Pahang Malaysia Fire and Rescue Department (JBPM) Pahang King Cobra yang didirikan sejak akhir 2015 sebagai pelatih untuk melatih anggota tim untuk menangkap hewan berbisa serta menjadi pembicara di seminar.

Abu Zarin telah beberapa kali diserang ular termasuk ular piton, dan bahkan ia sempat koma dua hari menangkap kobra pada tahun 2015.

Panji Tangkap Buaya Berkalung Ban 

Upaya Panji si Petualang untuk menangkap buaya berkalung ban pada Minggu (21/1/2108) belum membuahkan hasil.

Buaya yang tadinya berjemur di onggokan pasir di tengah Sungai Palu tiba-tiba masuk ke sungai.

Hingga sore hari, buaya berkalung ban yang akan dievakuasi sama Panji si Petualang juga tak tampak.

Panji yang menyisir Sungai Palu dengan perahu karet dan dibantu oleh sejumlah personel dari Polisi Air dan Udara (Polairud) juga tak membuahkan hasil.

Panji Sang Petualang
Panji Sang Petualang (TribunStyle/kolase)

Akhirnya, proses pencarian terhadap buaya dihentikan sementara, karena hari telah menjelang malam.

Upaya Panji untuk mencari sang buaya berkalung ban akan dilanjutkan keesokan harinya.

Panji mengatakan, pencarian pada malam hari itu sangat berbahaya, karena buaya merupakan hewan noktunal atau hewan yang tidur pada siang hari dan aktif pada malam hari.

“Proses pencarian pada malam hari itu tidak menguntungkan posisi kita. Perhitungan kita untuk menangkap buaya ini bukan malam hari. Karena pada malam hari waktunya dia untuk cari makan. Nah, kenapa dia berjemur, karena buaya itu termasuk hewan berdarah dingin. Dia butuh panas untuk mencerna nutrisi dalam tubuhnya supaya jadi protein buat tenaga untuk buaya ini bergerak mencari mangsa di malam hari,” beber Panji, Minggu (21/1/2018).

Dari amatan Panji, ban yang tersangkut di leher buaya bukan lantaran disengaja, melainkan karena adanya sampah dari ban bekas yang dibuang ke dalam sungai.

Halaman
1234
Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved