Makna Rektor NU Enggan Membelakangi Patung Sam Ratulangi
Kisruh Pemilihan Rektor (Pilrek) Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) membuat semua iba semua pihak.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Alexander Pattyranie
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Kisruh Pemilihan Rektor (Pilrek) Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) membuat semua iba semua pihak.
Pasalnya, demi sebuah kekuasaan, sejumlah pihak memainkan intrik untuk menjatuhkan lawannya.
Jadilah kisah Pilrek lebih horor dari Pilkada Minahasa yang hingga kini masih adem ayem.
Bahkan, Menristekdikti harus turun tangan menangani kisruh tersebut.
Padahal, sesuai namanya, Unsrat membawa semangat kejujuran dari pahlawan nasional Sam Ratulangi.
Ada kisah menarik ketika Rektor Universitas Nahdatul Ulama Prof Drs Purwo Santoso MA PhD mengunjungi Unsrat pertengahan Februari lalu.
Purwo kala itu didaulat memberikan kuliah politik kepada ribuan mahasiswa Unsrat.
Usai memberi kuliah, Purwo diminta berfoto di patung Sam Ratulangi yang berada tak jauh dari Rektorat Unsrat.
Purwo kala itu membelakangi patung.
Begitu sadar, ia menepi.
"Saya tak bisa membelakangi patung Sam Ratulangi," kata dia kala itu.
Pengamat Politik Taufik Tumbelaka menyebut, apa yang dilakukan Purwo tersebut di satu sisi merupakan bukti kerendahan hatinya, di sisi lain sebagai bentuk penghormatan pada Sam Ratulangi sebagai pahlawan.
"Beliau sangat menghormati kiprah kejuangan Sam Ratulangi dalam memerdekakan Indonesia di bidang pendidikan," ujar dia.
Dikatakan Taufik, hal itu juga menyimbolkan betapa Sulut meski kecil namun sangat berarti.
"Nah, jika tokoh sekelas Purwo saja sangat menghargai kiprah Sam Ratulangi, mengapa tak ada yang ingat pada kejujuran Sam Ratulangi. Jika saja ingat, pastinya kisruh Pilrek tak akan terjadi," kata dia. (Tribunmanado.co.id/Arthur Rompis)
