Program Barata Antara Disdukcapil dan Puskesmas se Mitra
Program Bayi lahir berakta antara Dinas kependudukan dan catatan sipil (Disdukcapil) dan puskesmas se Mitra hingga awal Maret 2018 minim peminat.
Penulis: Christian_Wayongkere | Editor: Siti Nurjanah
Laporan Wartawan Tribun Manado, Christian Wayongkere
TRIBUNMANADO.CO.ID, RATAHAN - Program Bayi lahir berakta (Barata) antara Dinas kependudukan dan catatan sipil (Disdukcapil) dan puskesmas se Minahasa Tenggara (Mitra) hingga awal Maret 2018 minim peminat.
Ini dikatakan David Lalandos kepala Disdukcapil kepada awak media di ruang kerjanya, Senin (5/3).
"Program ini dimulai pada tahun 2017 di Puskesmas Ratahan sebagai pilot projek. Sayangnya tahun ini belum ada yang melaporkan dari rumah sakit kalau ada berita kelahiran anak," jelas David.
Dia menjelaskan program Barata untuk bayi yang baru lahir di semua puskesmas yang ada di Mitra, saat ibu hendak bersalin di puskemas beberapa hari sebelumnya petugas puskesmas urus dokumen seperti akta lahir dan kartu keluarga kemudian disdukcapil akan jemput untuk melanjutkan penerbitan dan pencatatan di kantor.
"Dengan adanya program ini memudahkan pengurusan administrasi kependudukan dengan slogan 3 in 1, meliputi akte lahir, peribahan kartu keluarga dan pembuatan kartu identitas anak (KIA) yang baru lahir," kata dia.
Guna mensukseskan program ini Disdukcapil Mitra berharap peran aktif dan keterlibatan puskesmas untuk punya satu pemikiran melayani masyarakat.
Karena saat ini program ini belum di sosialisasikan kepada masyarakat karena minimnya anggaran.
"Mudah-mudahan kedepan akan ditata dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) perbuhan," tandasnya.
Kepala puskesmas (kapus) Ratatotok Erzi Dewu mengatakan saat ini ditempatnya sudah ada lebih dari satu bayi yang lahir, namun belum ditindak lanjuti dengan program Barata karena ada kendala.
Apa itu? oleh Dinas mau berikan nomor kontak sebagai penghubung dengan puskesmas untuk sampaikan informasi jika ada bayi yang lahir untuk diproses ke program Barata.
"Sekarang belum ada nomornya, sehingga kami keluarkan surat pengantar kelahiran kepada pasien dan mereka yang akan teruskan ke Dina," jelas Erzi.
Pihaknya sangat mendukung program tersebut untuk dilaksanakan dengan cara insiatif melakukan kepengurusan awal dokumen yang akan masukkan untuk pembuatan program Barata.
Dinas kependudukan dan catatan sipil (Disdukcapil) Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra) tahun ini belum cetak kartu identitas anak (KIA) karena belum ada blangko.
"Yang kami kerjakan sisa pembuatan KIA tahun lalu sebanyak 1.000 blangko," kata kadis kependudukan dan catatan sipil David Lalandos di ruang kerjanya, Senin kemarin.