Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Peter Carey: Gus Dur dan Ahok seperti Soekarno dan Diponegoro

Pahlawan Nasional Pangeran Diponegoro dan Presiden Soekarno menurut sejarawan asal Trinity Collage

Editor: Aldi Ponge
KOMPAS.com/Dani J
Seminar Nasional dengan tema Diponegoro dalam Sejarah dan Memori ini mengupas singkat tentang buku Kuasa Ramalan yang ditulis Peter Carey, sejarawan asal Inggris. Ia menulis hasil penelitiannya tentang Diponegoro, perjuangannya, serta ketidakadilan yang dialami masyarakat Jawa di masa kolonial. 

TRIBUNMANADO.CO.ID — Pahlawan Nasional Pangeran Diponegoro  dan Presiden Soekarno menurut sejarawan asal Trinity Collage Oxford University di Inggris, Peter Carey, merupakan sosok ratu adil pada masanya.

Keduanya muncul saat rakyat berada dalam tekanan hidup dan memerlukan keadilan.

Bagi Peter, ratu adil bukan sekadar sosok, tetapi juga keadilan sosial ketika rakyat merasakan hidup sejahtera, dengan pemimpinnya yang benar-benar mengingat dan mencintai rakyat.

Dalam diri Diponegoro dan Soekarno terdapat upaya mewujudkan keadilan sosial itu. Inilah inti perjuangan kedua tokoh.

Baca: Politisi PDI-P: Bisa Saja Jokowi jadi Calon Tunggal

“Ini (mereka hidup di) zaman kegelisahan. Takdir yang apes,” kata Peter dalam Seminar Nasional dengan tema "Diponegoro dalam Sejarah dan Memori di Institut Keguruan dan Ilmu Pemerintahan Persatuan Guru RI" di Wates, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta, Jumat (2/3/2018).

Kemunculan kedua tokoh itu terasah lewat kesulitan hidup rakyat pada masanya.

Tokoh lain akan terus bermunculan untuk mewujudkan keadilan sosial itu di masyarakat yang mengalami tekanan. Mereka hadir pada masa karut-marut dan membuat perubahan, seperti Diponegoro dan Soekarno.

Baca: Politisi Gerindra: Elektabilitas Prabowo akan Salip Jokowi

Menurut Peter, presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid atau dikenal sebagai Gus Dur merupakan salah satunya. Di balik kelemahannya secara fisik, Gus Dur memiliki dedikasi besar kepada keberagaman di negeri ini.

Gus Dur menjadi sosok yang menjaga keberagaman dan semangat kebinekatunggalikaan.

Setelah Presiden Soeharto jatuh, kondisi negeri karut-marut dan melukai keadilan bagi kelompok minoritas.

Gus Dur muncul dengan membuat banyak kebijakan yang menjadi landasan bagi kerukunan antarras.

Saat itu, tekanan militer pada rakyat masih sangat kuat.

Baca: Pertemuan Jokowi dengan PSI akan Dilaporkan ACTA ke Ombudsman

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved