Kisah Penjual Jas Hujan Keliling, Mut Bisa Untung Hingga Rp 400 ribu Sehari
Mut (44) penjual jas hujan keliling yang mangkal di jembatan miangas setiap kali hujan deras melanda Kota Manado
Penulis: Finneke | Editor:
Laporan Wartawan Tribun Manado Finneke Wolajan
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO – Mut (44) menyodorkan jas hujan pada setiap pengendara yang melintas di Jembatan Miangas, Kelurahan Dendengan Luar, Kecamatan Tikala. Beberapa berhenti, namun tak sedikit yang tak mengindahkan tawarannya. Saat itu hujan deras melanda Kota Manado.
Mut menggunakan helem, memakai jas hujan yang sama persis yang ia tawarkan pada pengendara khususnya motor. Ia tampak memakai jas hujan dua lapis. Ia memegang sejumlah jas hujan yang masih terbungkus plastik, membentuk kotak. Tak jauh darinya, ada seorang lelaki yang melakukan hal yang sama.
Sudah lima tahun Mut menjadi penjual jas hujan di jalan yang tak jauh dari tempat tinggalnya ini. Air yang jatuh dari langit membawa rezeki baginya. Saat langit mendung, Mut bersiap keluar rumah.
Mempersiapkan dagangannya yang telah ia beli hari-hari sebelumnya. Ia tentu mempersiapkan diri agar tak kehujanan, minimal ubun-ubunnya tertutup. Meski air sering menyelinap di celah. Ia pun sering basah, apalagi saat hujan deras.
Mut memanfaatkan pengendara motor yang kepepet karena hujan. Tanpa basa-basi, pengendara akan membeli dagangannya. Harganya bervariasi, ada yang Rp 15 ribu, Rp 20 ribu dan Rp 25 ribu.
Harga ini sesuai dengan kualitas bahan jas hujan. Dalam sehari, Mut bisa untung hingga Rp 400 ribu. Itu jika hujan deras seharian. Tapi jika hanya hujan sebentar, paling-paling hanya Rp 100 ribu. Itu keuntungan bersih.
Pengendara kadang ketus padanya. Protes kenapa jas hujan yang hanya dari plastik itu, harganya melambung. Memang, penjual seperti Mut pasti akan menawarkan harga yang lebih tinggi dari penjual di toko-tokok atau kios-kios. Namun warga tetap saja protes.
“Mereka tak tahu kalau kualitas jas hujan ini beda-beda. Tak semua yang dijual itu sama. Kami juga tak mengambil untung banyak sekali, tapi memang kualitasnya yang bagus. Lagipula, pas buka kalau robek, kami ganti. Asal pakai di tempat, kalau tidak, yah kami tak ganti,”ujarnya saat ditemui sedang berdagang, Rabu (21/2).
Di samping jembatan Miangas ini, ada sekitar delapan orang penjual jas hujan keliling. Mereka sebenarnya juga tak hanya jualan di situ, tapi keliling di sejumlah titik yang ramai pengendara. Yang pasti masih di jalan protokol yang aman untuk berdagang. Pemilihan lokasi pun yang memudahkan pengendara mampir, memakai jas hujan di situ.
“Kita juga lihat kondisi. Tak mungkin di jalan yang sempit, macet, lalu kami jualan. Kayak di sini kan jalan lebar, jadi pengendara bisa dengan leluasa berhenti. Begitu pula kami yang leluasa untuk jualan,” ujar Jamal Halim (34), penjual jas hujan lainnya.