Gadis Penyandang Cacat yang Menjadi Korban Perdagangan Manusia di 3 Negara Berhasil Diselamatkan
Seorang gadis penyandang cacat fisik diperdagangkan ke tiga negara untuk eksploitasi seksual
Penulis: | Editor:
TRIBUNMANADO.CO.ID -- Seorang gadis penyandang cacat fisik yang diperdagangkan ke tiga negara untuk eksploitasi seksual telah berkumpul kembali dengan keluargannya di Abuja, Nigeria.
Gadis yang identitasnya disembunyikan ini dikeluarkan dari sekolah dan kemudian diperdagangkan ke Chad, Kamerun dan terkahir ke Gabon.
Dilansir dari Daily Trust pada Rabu (20/12/2017) dia akhirnya diselamatkan dengan adanya kolaborasi pejabat dari National Agency for the Prohibition of Trafficking in Persons (NAPTIP).
Baca: Cinta Itu Buta, Pria Bertato, Anak Punk ini Calon Menantu Salah Satu Orang Terkaya Indonesia
NAPTIP adalah badan di Nigeria yang dibentuk untuk mengatasi permasalahan perdagangan manusia.
Direktur jenderal agensi, Julie Okah-Donli, menekankan bahwa NAPTIP tidak akan lagi mentolerir kasus seperti ini.
"Menyakitkan ketika membayangkan orang-orang penyandang cacat menjadi korban perdagangan manusia," kata Julie.
Jumlah orang penyandang cacat yang berhasil diselamatkan oleh NAPTIP terus meningkat baru-baru ini.
Hal ini mendorong untuk menciptakan meja penyandang cacat di NAPTIP.
Baca: Setelah Setahun Menikah Dengan Aktor Tampan India, Wanita Asal Indonesia ini Ungkap Sifat Suami
"Setiap penduduk Nigeria berhak dilindungi dari segala bentuk penganiayaan dan eksploitasi tanpa memandang status mereka," tambah Julie.
Gubernur negara bagian Plateau, Simon Lalong mengecam tingkat perdagangan manusia, terutama eksploitasi orang-orang penyandang cacat.
Dalam komentar yang disampaikan atas namanya oleh James David Lalu, direktur eksekutif Komisi Hak Asasi Manusia Plateau, Lalong mengatakan bahwa upaya bersama harus dilakukan untuk memastikan bahwa orang-orang Nigeria dilindungi terlepas dari status dan suku mereka.
Baca: Serahkan DIPA 2018, Kapolda Sulut Minta Kasatker Transparan Gunakan Anggaran
Lalong berjanji untuk menyediakan platform yang diperlukan bagi NAPTIP untuk menyadarkan warga negara, terutama yang berada di akar rumput mengenai bahaya perdagangan manusia.
(Tribunnews/ Rika Apriyanti)