Ketua Sinode GMIBM: Cegah Terorisme dan Radikalisme
Sosialisasi Pancasila, UUD 45, NKRI, Bhineka Tunggal Ika dengan teman Radikalisme, Terorisme, Kemiskinan dan Lingkungan Hidup digelar Gereja Masehi
Penulis: Christian_Wayongkere | Editor: Andrew_Pattymahu
TRIBUNMANADO.CO.ID - Sosialisasi Pancasila, UUD 45, NKRI, Bhineka Tunggal Ika dengan teman Radikalisme, Terorisme, Kemiskinan dan Lingkungan Hidup digelar Gereja Masehi injili di Bolaang Mongondow (GMIBM), MPR-RI, Kodim 1303 dan Polres Bolmong, di kantor Sinode Sinode Gereja Masehi Injili di Bolaang Mongondow (GMIBM) Kamis (24/8).
Bertindak sebagai pembicara Benny Ramdhani Anggota DPD RI, Ketua Sinode GMIBM Pdt Ch.N Raintama Pangulimang STH MTh, Komandan Kodim 1303 Bolong Letkol Inf Sampang Sihotang melalui Kapten Inf Janssen Neang selaku Danramil Modayag dan Kapolres Bolaang Mongondow AKBP Faisol Wahyudi SIK.
Menurut Ketua Sinode GMIBM Pdt Ch.N Raintama Pangulimang STH MTh sosialisasi ini digelar berangkat dari tema GMIBM yakni amalkan bersama dengan anak bangsa nilai-nilai dalam empat pilar. " Wujud implementasi, tema inklusif atau terbuka bahwa permasalahan bangsa tugas bersama sampai tingkat paling bawah," kata ketua Sinode.
Menurutnya masalah-masalah redikalisme yang ada saat ini jangan dilihat dari TNI, Polri Agama serta gereja harus semua elemen masyarakat dan semua pihak. "Jika tidak dicegah ada dua yang hangat radikal dan Teroris akan muncul dilingkungan meski kecil akan berpengaruh besar sehingga harus ditanggulangi sel-selanya," urainya.
Adapun peran Gereja jangan biarkan pemahaman model radikalisme berkembang. Rangkul semua komunikas pemuda lintas Agama serta ubah mainset warga gereja dalam menangkal ini.
Komandan Kodim 1303 Bolong Letkol Inf Sampang Sihotang melalui Kapten Inf Janssen Neang selaku Danramil Modayak membawakan materi tentang pemahanan radikalisme terhadap masyarakat. Dia jelaskan pengaruhnya kepada masyarakat seperti apa, cara menyikapinya ditengah masyarakat.
"Apa yang harus dilakukan jika diperhadapkan dengan kondisi ini, harus ada kepekaan serta peduli dengan lingkungan sekitar," kata Janssen. Selain itu pengaruh media sosial bisa merambah ke masyarakat mengenai paham ini.
Dia jelaskan kepekaan terhadap lingkungan sekitar misalnya tamu yang baru datang di daerah jangan dibiarkan, harus peduli dengan cara laporan kepada perangkat pemerintah, babin kamtibmas dan babinsa setempat. "Untuk media sosial banyak postingan yang belum jelas keberannya kemudian ditangkap mentah-mentah oleh masyarakat," kata dia.
Khusus kepada orang tua harus mengawasi anak, jangan sampai membaca atau melihat paham melalui media sosial sehingga tertanam dibenak mereka harus ada perhatian khusus dari orang tua. "Meskipun di rumah berada dalam kamar namun harus dicek konten atau apa yang dia buka sang anak di media sosial. Intinya kepedulian dan kepekaan dari orang tua," tukasnya.
Sedangkan bagi Benny Ramdhani melihat kondisi paham radikalisme yang mulai merasuk Indonesia, meminta semua komponen masyarakat waspada karena ancaman radikalisme dan terosisme sangat serius. "Sel-sel mereka tidak pernah mati terus hidup dan berkembang, meski kecil tapi sangat agresif dalam perjuangkan agenda politik dan cita-cita ideologis," tegas Benny.(crz)