Liputan Khusus Danau Tondano
20 Tahun Lagi Danau Tondano Punah
"Ada 25 meter itu di bagian pinggir, kalau di bagian tengah justru tidak terlalu dalam. Jadi kedalaman rata-rata danau Tondano ini 20-25 meter,"
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Aldi Ponge
"Erosi akan membawa sedimen masuk ke dalam danau melalui aliran sungai. Kalau terus menerus dibiarkan akan menyebabkan pendangkalan danau," kata dia.
Tak hanya itu saja, faktor lainnya adalah menjamurnya restoran dan pemukiman di pinggir danau yang ikut menambah beban Danau Tondano.
"Tidak jelas ambang batas pembuangan yang langsung ke danau. Ini akan menyebabkan turunnya kualitas perairan " kata Koapaha.
Menurutnya, hal ini bisa membuat proses eutrofikasi di Danau Tondano.
"Proses eutrofikasi akan berpengaruh pada kandungan nutrien di danau, yang nantinya akan membuat danau diklasifikasi apakah ini sudah oligotropik di mana kadar nutriennya sangat rendah. Kalau dia sudah mesotropik akan lebih banyak biota apalagi eceng gondok sudah menjadi penghambat blokade sinar matahari. Artinya matahari sudah tidak menjangkau di dalam tubuh air dan ini akan menyebabkan anoksia atau kehabisan oksigen. Ini jelas akan berpengaruh pada rantai makanan di danau," jelasnya.
Ditanya apakah nasib danau Tondano akan seperti danau Limboto yang nyaris punah, kata Koapaha hal itu tidak akan sama. "Danau Tondano terbentuk karena letusan. Mekanisme basin terjadi karena vulkanik, sedangkan Danau Limboto itu danau yang terbentuk karena tangkapan air," jelasnya.
Dia juga tidak bisa memprediksi secara jelas kapan Danau Tondano akan punah karena hingga saat ini dia belum melakukan penelitian lebih lanjut.
Dikatakan Koapaha, peran pemerintah sangat penting untuk menyelamatkan danau Tondano. "Kalau ingin danau Tondano selamat perlu adanya penanganan yang serius dari pemerintah dan menegakkan aturan. Perjelas aturan kegiatan pembangunan di daerah hulu sungai, perjelas ambang batas buangan ke danau agar pencemaran semakin diminimalisir," kata Koapaha.
Tak hanya menjadi penyebab pendangkalan. Eceng gondok juga menjadi musuh Petani Karamba Ikan di Danau Tondano.
"Jelas sangat berpengaruh sekali, kalau berombak kencang dan berangin karamba kami akan rusak dihantam eceng gondok, meskipun kami sudah memasang pagar," jelas Irwan Hartono petani karamba.
Selain itu, jika karamba sudah tertutup eceng gondok maka ikan akan mati lantaran sudah bernapas dan ikan juga menjadi tidak napsu makan.
"Kalau tidak ada eceng gondok otomatis air terus mengalir dan berganti sehingga ikan lebih segar," ujarnya.
Ia menjelaskan, sudah banyak sekali kerugian yang dialami petani jika eceng gondok sudah mengepung keramba.
"Baru-baru saja saya rugi Rp 60-80 juta lantaran beberapa keramba rusak dan ikan lepas," jelasnya.
Menurut dia, hampir semua nelayan di danau Tondano pasti keluhannya sama juga kekhawatirannya.