Mengejutkan! Gue Ditinggalkan Mereka yang Pernah Mengelu-elukan Gue, Ahok Merasa Dihempaskan?
"Gue ngerasain sendiri gimana ngeliat ada orang orang yang tadinya mengelu elukan gue, sekarang nggak tau kemana."
Penulis: Fransiska_Noel | Editor: Fransiska_Noel
Lu tadi tanya soal pengalaman iman kan,
Pak Ahok lanjut lagi, pertolongan Tuhan udah pernah saya rasakan pribadi waktu keluarga saya jatuh, gue cuma makan nasi sama ikan belah dua sama kecap, spare part nggak ada, karyawan harus dibayar, uang nggak ada, minyak nggak ada, tapi pas saya keluar rumah di pagi hari, saya tersadar bahwa kebaikan Tuhan seperti embun di pagi hari. Dan bener aja, masa tersulit itu terlewatkan dengan cara di luar yang gue pikirkan. (Saya langsung ingat lagi Mazmur yang ia kutip, ini orang mengalami internalisasi firman dengan baik nampaknya)
Gue yakin kasih setia Tuhan tetap sama, dan sekarang inilah saatnya gue merenungkannya. Hari hari di rumah tahanan ini gue isi dengan menulis dua hal setiap hari, tema dan soal management. Pokoknya mantap, pendeta bisa kalah nih khotbahnya, (ia tersenyum geli) gue ngerasain sendiri gimana ngeliat ada orang orang yang tadinya mengelu elukan gue, sekarang nggak tau kemana ( sambil tertawa jenaka). Yesus aja udah ngerasain, apalagi gue, dia ulang lagi kalimat itu. Tapi gue sudah lepaskan pengampunan, walau sejujurnya berat ketika melakukan. Tiba tiba Ahok menyodorkan air mineralnya, saya ambil tapi kerongkongan tercekat. (Kok masih mau mikirin tamunya?)
Menarik sekali melihat Ahok berbicara karena ada hal yang saya nggak bisa lupakan, tatapan mata Ahok itu. Tatapan mata yang sangat tulus, ia narapidana namun matanya berbinar jernih dengan wajah yang bebas beban, segar dan penuh energi. Luar biasa! Hebatnya selama berbicara ia tidak menyalahkan orang.
Pendeta Kaihatu mantan Ketua Sinode GPIB alumni Skotlandia yang ikut berkunjung berkata lirih ke saya, ini kunjungan tahanan paling aneh seumur hidup saya. Biasanya kita yang memberikan penguatan, hari ini terbalik. Kita yang sangat terberkati.
By the way ketika pertemuan berlangsung, seorang ustad beserta keluarga masuk ruangan, mereka : bapak, ibu dan anak anak perempuannya memeluk Ahok dengan erat, air mata hampir tertumpah, dan Ahok balas memeluk erat. Saya bingung juga yang begini ini kok ditahan karena menista ? Tapi sudahlah.
Senang sekali melihat keadaan Pak Ahok di Kelapa Dua, sekalipun pengamanan begitu ketat, ia seperti terkepung dari sana sini, namun jelas Pak Ahok tidak terperangkap, ia tetap bersukacita dalam imannya dan tetap menjadi berkat bagi banyak orang.
Tubuhnya terpenjara, namun pewartaannya membumbung tinggi dan menyinari hati banyak orang,
"Dari segala penjuru kami ditimpa kesulitan, tetapi tidak hancur luluh. Bingung namun tidak putus asa apalagi menyerah. Kami dihempaskan, namun bangun dan terus maju. Yakin Allah tidak pernah meninggalkan kami." (2 Kor 4 : 8-9 FAYH)
3 kali petugas mengingatkan jika waktu sudah habis, Pak Ahok masih berbicara dengan tempo yang sama, keras dan penuh keyakinan.
Ia melihat ke petugas, ia melihat ke kami. Kami berdiri lalu mendoakannya, ia menundukkan kepala. Kami sodorkan buku cerita anak yang kami terbitkan, berisikan pembelajaran nilai nilai anti korupsi bagi anak di usia dini, ia menandatangani lalu menjabat erat tangan kami satu persatu.
Sebelum melangkah ke pintu, ia masih berkata : anak anak dan istri saya nggak usah sering sering datang. Bikin gue kangen dan pengen pulang. Ahok memang kuat, namun perasaannya sebagai ayah dan suami tak bisa bohong. Ia rindu keluarganya.
Salam hangat dan doa dari kami di BPK Gunung Mulia. Tetap semangat Pak Ahok yang kami kasihi, Tuhan memberkati langkah juang Bapak dan Tuhan memberkati keluarga
(Johan JT Tumanduk)
#SemogaSetelahBebasAhokBikinPartaiPastiGwGabungDeh