Produk Investasi di Pasar Modal
Bagaimana dengan inflasi biaya pendidikan? Sejumlah pakar keuangan menyebutkan angka inflasi biaya sekolah berkisar antara 15-30% per tahun.
TRIBUNMANADO.CO.ID–Berinvestasi adalah cara untuk mewujudkan rencana keuangan jangka panjang. Melalui investasi, setiap orang bisa melawan inflasi yang tidak bisa dilakukan hanya dengan menyimpan uang di tabungan.
Coba bayangkan, dengan menabung bunga yang diperoleh dari deposito hanya di kisaran 5-6%. Padahal inflasi rata-rata per tahun di kisaran 6%, ini baru berupa kebutuhan pokok.
Bagaimana dengan inflasi biaya pendidikan? Sejumlah pakar keuangan menyebutkan angka inflasi biaya sekolah berkisar antara 15-30% per tahun.
Sementara inflasi di sektor properti juga kurang lebih sama. Artinya, jika seseorang menyimpan uang di bank dan berencana menggunakan uang tersebut untuk membeli rumah 10 tahun lagi misalnya, uang yang terkumpul sesuai nilai awal yang direncanakan bisa jadi sudah cukup lagi untuk membeli rumah dengan jenis yang sama.
Berinvestasi akan memberikan hasil lebih tinggi dibanding bank, namun, dengan risiko yang lebih tinggi pula. Salah satu cara meminimalkan risiko investasi adalah dengan berinvestasi dalam jangka panjang. Ukuran jangka panjang sebuah investasi antara 5-10 tahun. Ada beragam jenis investasi, salah satunya investasi di pasar modal.
Ada beragam produk investasi di pasar modal, diantaranya saham, surat berharga negara (SBN), obligasi korporasi, reksa dana dan berbagai produk derivatif. Investor bisa membeli saham, SBN, obligasi dan reksa dana melalui perusahaan sekuritas dan manajer investasi yang menjadi anggota Bursa Efek Indonesia (BEI) dan tercatat serta diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Saham dibeli melalui perusahaan sekuritas yang nantinya akan diperjuabelikan di BEI. Saham memiliki potensi return (keuntungan) yang paling tinggi, tetapi dengan risiko yang paling tinggi pula.
Membeli saham ibarat memiliki perusahaan. Investor saham bisa berinvestasi saham dalam satuan lot.
Tiap lot saham berisi 100 lembar saham. Ada sekitar 600 saham yang tercatat dan bisa diperjualbelikan di BEI saat ini.
Saham-saham yang tercatat di BEI dikatagorikan dalam beberapa jenis, diantaranya saham papan atas (blue chips) yaitu saham-saham perusahaan besar yang harganya juga relatif mahal.
Saham papan kedua adalah perusahaan menengah yang harga sahamnya lebih rendah.
Sebelum berinvestasi saham dan memilih saham mana yang hendak dimiliki, sebaiknya harus mengenal perusahaan yang mencatat saham tersebut.
Amati kinerja keuangan perusahaan dari data yang dipublikasi melalui BEI atau perusahaan yang bersangkutan. Bisa juga membaca mengenai kinerja perusahaan tecatat (emiten) dari laporan analis perusahaan efek.
Keuntungan investor saham diperoleh dari capital gain (kenaikan harga saham di bursa) dan dividen yang dibagikan perusahaan setiap tahun buku kepada investor atau pemegang sahamnya.
Risiko saham muncul dari fluktuasi harga saham di bursa akibat permintaan dan penjualan, serta kinerja perusahaan yang menurun.
Surat utang atau obligasi memiliki risiko lebih rendah dari saham.
Membeli obligasi sama seperti meminjamkan dana ke perusahaan, karena perusahaan akan membayar obligasi yang dimiliki investor saat jatuh tempo.
Obligasi yang diterbitkan pemerintah memiliki risiko lebih rendah yang disebut SBN. Sementara obligasi yang diterbitkan perusahaan disebut obligasi korporasi.
Untuk menilai risiko sebuah obligasi diantaranya dapatdilihat pada rating perusahaan yang dikeluarkan lembaga rating.
Semakin rendah risiko penerbit obligasi, berarti semakin besar kemampuan perusahaan membayar pokok obligasi saat jatuh tempo, semakin tinggi rating perusahaan.
Begitupun sebaliknya. Hasil investasi surat utang bisa diperoleh dari fluktuasi harga di pasar sekunder atau di bursa efek, serta kupon (bunga) yang dibayarkan kepada pemegang surat utang setiap tahun.
Reksa dana dikelola oleh manajer investasi. Investor membeli reksa dana dari manajer investasi dalam bentuk unit penyertaan.
Nilai investasi lebih kecil dibanding membeli saham atau obligasi secara langsung melalui perusahaan sekuritas. Manajer investasi mengelola dana milik investor dan diinvestasikan ke dalam portofolio saham dan surat utang sesuai jenis reksa dana yang dimiliki investor atau yang diterbitkan para manajer investasi.
Keuntungan investasi reksa dana berasal dari kenaikan harga unit reksa dana. Sementara risiko reksa dana bergantung pada jenis reksa dana yang dipilih. Ada empat jenis reksa dana konvensional yakni reksa dana saham, reksa dana campuran, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana pasar uang. (TIM BEI)