Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Eksklusif

Coba Peruntungan di Tatelu Minut, Lima Hari Menambang Dapat Satu Kilogram Emas

"Kadarnya 60 persen, bagaimana? Harganya 310 (ribu rupiah) per gram " ujar Haji Rosadi kepada si pria, Selasa (25/4).

Penulis: | Editor: Fransiska_Noel
FOTOGRAFER TRIBUN MANADO/ANDREAS RUAUW
Penambang bersiap turun ke dalam lubang tambang rakyat di Tatelu Minahasa Utara. Mereka mencoba peruntungan dapatkan emas, meski harus bertaruh nyawa. (FOTOGRAFER TRIBUN MANADO/ANDERAS GERALD RUAUW) 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Bangunan kayu berukuran sekitar 2 x 2 meter persegi itu terlihat sederhana, berdiri tepat di depan pintu masuk area pertambangan di Desa Tatelu, Kecamatan Dimembe, Minahasa Utara.  

Bangunan sempit itu memang terlihat sederhana, hanya terdapat meja kecil, dua kursi plastik, timbangan, dan tungku pembakaran. Namun, ternyata tempat itu sangat penting di areal pertambangan emas tersebut.

Bangunan itu tempat peleburan dan transaksi jual beli emas bernilai hingga ratusan juta rupiah.

Baru beberapa menit Tribun Manado  berbincang dengan Haji Rosadi (57), tempat itu, datang seorang pria membawa bongkahan emas.

Haji Rosadi langsung berdiri dari tempat duduk dan mengambil  bongkahan emas itu. Ia timbang, beratnya 3,1 gram. Kemudian ia mengambil batu khusus dan air keras untuk tes kadar emas.

"Kadarnya 60 persen, bagaimana? Harganya 310 (ribu rupiah) per gram  " ujar Haji Rosadi kepada si pria, Selasa (25/4). Pria itu adalah satu dari ratusan penambang yang sering bertransaksi dengan Haji Rosadi.

Si penjual kemudian meminta tambah sedikit harga jual.  Keduanya kemudian saling tawar- menawar, dan akhirnya si pria setuju dengan tawaran awal.  Haji Rosadi mengambil uang pecahan  Rp 50.000 dari dalam tas, lalu menyerahkan kepada si pria.

"Saya menawarkan 1 gram Rp 310.000 untuk kadar 60 persen. Itupun saya hanya taksir saja, sebab emas yang dijual rata-rata masih mentah," ujar Rosadi melanjutkan pembicaraan dengan Tribun.

Pria itu melanjutkan, rata-rata tiap hari bisa membeli emas dari penambang sekitar 200 gram. "Beberapa minggu lalu ada yang menjual hingga 310 gram uang, transaksi  hampir mencapi Rp 100 juta," ujarnya.

Emas yang dibeli dari para penambang harus dibakar kembali dalam suhu sekitar 200 derajat Celcius. Ini untuk memisahkan emas dengan benda lain  digunakan air keras.  

Untuk satu kilogram emas, proses peleburan bisa berlangsung lima sampai tujuh jam.

"Proses ini untuk mencari kemurnian emas, sebab yang dijual penambang biasanya masih mentah tak bisa langsung dijual di toko. Mereka suka membeli (emas) yang  sudah jadi (emas murni)," ujar Haji Rosadi.

Rosadi mengatakan, cukup mendapat keuntungan dari profesinya sebagai pengumpul emas. Namun demikian, seluruh emas yang ia peroleh dari para penambang ia simpan dulu. Jika sudah mencapai satu kilogram baru ia jual.

"Biasanya untuk mengumpulkan sampai 1 kg, hanya butuh waktu 5-7 hari. Uang yang didapat Rp 400 juta, keuntungan bersih hampir sekitar Rp 10 juta," ujarnya.

Dari usahanya yang sudah ia geluti puluhan tahun itu, ia bisa menyekolakan tiga anaknya hingga sarjana. Ia bisa membeli rumah dan kendaraan, di Manado dan Makassar.

"Saya memang menjadi pembeli emas sejak dari tahun 1987 dengan berpindah-pindah tambang mulai dari Pulau Obi, Halmahera Tengah, Palu, dan Tatelu," katanya.

Di Tatelu, ia baru sekitar lima tahun jadi pengumpul  emas. Ia merasa cukup beruntung berbisnis di Tambang Tatelu, selain kadar emasnya bagus, depositnya lumayan banyak.

Namun demikian, berkerja sebagai pengumpul tak selalu untung. Beberapa kali justru ia alami kerugian, karena salah menafsir kadar emas dan harga emas tak stabil.

Oleh karena itu, ia selalu rajin memantau harga emas. "Lewat SMS dengan cara ketik emas kirim ke 96788. Saya lakukan cek harga emas tiap hari sekitar pukul 10.00 Wita," ujar dia lagi. (ven)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved