Renungan Minggu
Allah Akan Membangkitkan
Mereka akan hidup kembali. Sebagian dari nubuat itu terlaksana ketika Yesus membangkitkan Lazarus (Bacaan Injil).
TRIBUNMANADO.CO.ID - Bacaan Pertama merupakan sebagian kisah penglihatan Yehezkiel: Allah bernubuat bahwa Dia akan membuka kubur umat‑Nya dan akan membangkitkan mereka.
Mereka akan hidup kembali. Sebagian dari nubuat itu terlaksana ketika Yesus membangkitkan Lazarus (Bacaan Injil).
Sesudah mendengar bahwa Lazarus sakit, mengapa Yesus "sengaja tinggal dua hari lagi di mana Ia berada" (Yoh 11:16)?
Mengapa Yesus baru tiba di tempat Lazarus sesudah empat hari dia dikubur? Menurut keyakinan orang Yahudi, dalam 3 hari, arwah orang mati masih mengenali wajahnya.
Talmud Jerusalem memberi kesaksian tentang keyakinan itu: "Selama tiga hari pertama setelah kematian, jiwa seseorang masih melayang‑layang di atas tubuh, ada kemungkinan jiwa itu akan kembali ke tubuh.
Ketika jiwa melihat pada tubuh, pada perubahan penampilan wajahnya, maka kemudian barulah ia pergi berjalan meninggalkan tubuh itu." (Yebamot 16: 3)
Jadi, pada saat Yesus tiba, Lazarus sudah benar‑benar mati. Rohnya tidak mungkin kembali ke dalam tubuhnya.
Tetapi oleh kuasa Yesus, Lazarus dibangkitkan. Yesus sungguh‑sungguh "kebangkitan dan hidup" bagi orang yang percaya kepada‑Nya.
Lazarus masih mengalami kematian lagi, tetapi kebangkitan Yesus menjadi jaminan bahwa kematian bukanlah akhir dari segala‑galanya.
Yesus sendiri menegaskan: "Akulah kebangkitan dan hidup, barangsiapa percaya kepada‑ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan percaya kepada‑Ku, tidak akan mati selama‑lamanya."
(Yoh 11:25) Firman ini merupakan dasar harapan kristiani dan serentak sebuah tugas.
Harapan: Orang Israel, umat pilihan Allah, pernah mengalami pembuangan di negeri yang sangat jauh, di Babylonia. Di sana mereka hidup menderita dan mati. Anak‑cucu mereka putus asa.
Dalam suasana seperti itulah Yehezkiel menyampaikan nubuat bahwa mereka yang mati di pembuangan akan dibangkitkan. Kita pun tidak luput dari kesulitan‑kesulitan, masalah dan penderitaan.
Kalau mengalami kesulitan dan penderitaan yang berkepanjangan, kita bisa menjadi frustrasi dan putus asa. Dalam hati kita berkeluh kesah: "Saya sudah percaya pada kebaikan Tuhan. Saya setiap hari sudah berdoa. Kenapa saya mengalami kesulitan seperti ini? Kenapa Tuhan tidak mengabulkan doa saya? Kenapa Tuhan membiarkan saya dalam penderitaan ini?"
Mazmur Tanggapan mengajak kita untuk percaya bahwa "pada Tuhan ada kasih setia." Kapan kasih setia Tuhan itu dinyatakan? Mungkin belum sekarang. Tetapi percayalah bahwa segala sesuatu akan indah pada waktunya. Kasih setia Tuhan‑lah yang menjadi dasar pengharapan kita. Kesulitan dan penderitaan, bahkan kematian, bukanlah akhir dari segala‑galanya.
Tugas: Dalam Bacaan Kedua, Paulus menegaskan bahwa kita adalah milik Kristus bila kita tidak hidup dalam daging melainkan dalam Roh. Dalam suratnya kepada jemaat di Galatia, Paulus menjelaskan perbedaan hidup dalam daging dan hidup dalam Roh:
"Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu ‑seperti yang telah kubuat dahulu ‑bahwa barangsiapa melakukan hal‑hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah." (Gal 5:19‑21)
"Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri." (Gal 5:22).
"Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh, dan janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling menentang dan saling mendengki." (Gal 5:24‑26). (Pastor Anton Tukiran Msc/Dosen Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng)