Gileee! Ada Sopir GoJek di Puncak Gunung Klabat Sulut, Ngapain Mas? Go Food Mbak
Kaget saat melintas di basecamp pos enam, saya ketemu seorang pria yang mengenakan jaket GoJek. "Gile, ada sopir GoJek di puncak gunung."
Penulis: Fransiska_Noel | Editor: Fransiska_Noel
Liputan Perjalanan Jurnalis Tribun Manado, Fransiska Noel
TRIBUNMANADO.CO.ID, AIRMADIDI - Pengalaman yang cukup menggelikan buat saya ketika berkesempatan mendaki Gunung Klabat untuk kedua kalinya pekan lalu.
Saat hendak bersiap turun, setelah bermalam dan menyaksikan sunrise, saya ajak dua teman saya mampir sebentar di Danau Klabat yang berada tepat di bawah puncak tiga gunung tertinggi di Sulawesi Utara ini.
Kaget saat melintas di basecamp pos enam, saya ketemu seorang pria yang mengenakan jaket GoJek.
"Gile, ada sopir GoJek di puncak gunung," gumanku dalam hati.
Dasar kelakuan jurnalis, ponsel langsung kukeluarkan dan mengambil foto.
Saya berhenti sejenak dan bertanya, "Ngapain disini mas? Sopir GoJek yah?"
Sambil tersenyum ia menjawab, "Ia. Lagi Go Food Mbak! hehehe," ungkapnya tertawa.
Saya dan kawan saya pun tertawa mendengarnya. Ampuuun, ada sopir GoJek rela mendaki gunung setinggi 1.995 meter dari atas permukaan laut hanya demi mengantar pesanan makanan pendaki.
Ternyata itu cuma guyonan. Bisa juga si sopir GoJek bercanda gokil abis. Saking terkejut, saya sampai lupa menanyakan nama sopir GoJek tersebut.
Ia mengaku sedang santai di gunung bersama sejumlah kawan. Mungkin ingin refreshing sebentar dari aktivitas yang padat.
Uniknya, kalau pendaki biasa bawa jaket gunung saat mendaki, eh si mas sopir GoJek malah membawa jaket GoJek nya saat mendaki.
Alhasil, pemandangan unik ini menyita perhatian sejumlah pendaki yang camping di pos enam.
Mereka senyam-senyum saat saya mewawancarai sang sopir GoJek.
Usai bertanya, saya lanjutkan perjalanan untuk mengeksplore Danau Klabat.
Bukan danau seperti Ranukumbolo di Semeru atau Segara Anak di Rinjani sih, Danau Klabat ini lebih sebagai cekungan bekas kawah pertama Gunung Klabat yang terisi air hujan karena bebebrapa bulan terakhir Sulut lebih sering diguyur hujan.
Eh ternyata si mas sopir GoJek juga kepengen menuruni lembah di pos enam untuk foto dengan latar Danau Klabat.
"Semangat mas, hati-hati turunnya, licin dan banyak tanaman berduri," ujarku disambut senyuman sang sopir GoJek.
Ada signal lho di puncak
Satu lagi yang membuatku cukup geli saat kedua kali mendaki Gunung Klabat.
Di puncak satu, tempat kami mendirikan tenda ternyata ada signal untuk menelepon lho. Gile, keren juga nih.
Soalnya, waktu pertama mendaki hanya sampai di pos enam dan itupun signal tak ada.

Kata teman yang jadi guide, karena di puncak satu bersih dari kabut, maka signal telepon ada.
Tak menunggu lama, sms dan telepon kawan-kawan pun kulakukan bergantian.
Sayang, untuk internetan gak bisa karena signal hanya bisa untuk sms an dan telepon. Tapi lumayanlah.
Seru juga untuk kalian yang pengen camping di puncak Gunung Klabat Minahasa Utara-Sulut, lebih bagus pilih dirikan tenda di puncak satu yah. Apa kelebihannya?

Selain yang saya bilang tadi ada signal untuk ponsel (kalau beruntung langit bersih dari kabut yah), lokasi ini juga ditumbuhi rerumputan tinggi sehingga melindungi camp dari hempasan angin kencang.
Jadi, teman-teman gak akan terlalu kedinginan saat malam hari.
Mendakinya pagi yah. Supaya tiba di puncak masih sore agak malam.
Habis itu teman-teman bisa punya banyak waktu istirahat, sehingga subuh besok bisa bangun untuk mengejar sunrise di puncak tiga yang jaraknya sekitar lima menit perjalanan dari puncak satu. (Tribun Manado/Fransiska Noel)