Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tribun Travel

Petualangan Seru Pendaki Gunung Ambang Boltim, Wow! Di Puncak Bisa Internetan Lho

"Wah...dekat sekali puncaknya. Kita harus yakin sampai puncaknya," ujar Abdi Mokodongan meyakinkan rekannya.

Penulis: Aldi Ponge | Editor: Fransiska_Noel
TRIBUNMANADO/ALDI PONGE
Pendaki menjajal medan menuju puncak Gunung Ambang Bolmong Timur. (TRIBUNMANADO/ALDI PONGE) 

Liputan Perjalanan Wartawan Tribun Manado, Aldi Ponge

TRIBUNMANADO.CO.ID, TUTUYAN - Sabtu (19/2) jam menunjukkan pukul 9 pagi, enam jurnalis menyusuri jalan perkebunan warga Desa Bongkudai Utara, Kecamatan Mooat Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) menuju Gunung Ambang.

Titik awal pendakian di Desa Bongkudai Baru hanya berjarak sekitar 40 menit dari Tutuyan, Ibukota Boltim, jika menggunakan kendaraan bermotor. Apabila dari Kota Kotamobagu hanya butuh waktu 25 menit. Jarak dari Manado ke lokasi kawasan Danau Mooat tersebut tak lebih tiga jam.

Tak lupa para pendaki pemula ini melaporkan diri ke Sangadi setempat. Kendaraan pun dititipkan di rumah tersebut. Semuanya gratis, tak ada biaya.

Puncak kawah Gunung Ambang tampak sudah terlihat jelas dari perkampungan. Terlihat enteng, seolah hanya selempar batu.

Enam pasang kaki terus melangkah, disambut senyum di wajah warga yang memulai aktivitas paginya.

TRIBUNMANADO/ALDI PONGE
TRIBUNMANADO/ALDI PONGE ()

Beberapa petani menuju kebun ikut memberi sapaan salam yang ramah. "Wah...dekat sekali puncaknya. Kita harus yakin sampai puncaknya," ujar Abdi Mokodongan meyakinkan rekannya.

Jarak menuju puncak kawah membutuhkan waktu sekitar 90 menit. Tak perlu khawatir separuh perjalanan bisa menikmati agrowisata hortikultura.

Tanaman cabai, bawang, kubis, kentang, tomat dan seldrei manyapu mata di punggung gunung ini.

Pendaki bisa menikmati indahnya bentangan Danau Mooat dan perkampungan warga. Indah betul alamnya.

Hampir setengah jam berlalu. Sinar matahari makin pupus, udara dingin makin terasa hingga ke sum-sum tulang. Jangan heran tak ada keringat yang keluar selama pendakian.

Pendakian makin masuk ke dalam hutan. Akar pohon, tanjakan dan jalan licin menjadi medan yang harus dilalui. Kicauan burung terus terdengar sepanjang perjalanan.

TRIBUNMANADO/ALDI PONGE
TRIBUNMANADO/ALDI PONGE ()

Sepanjang perjalanan bertemu pendaki yang hendak pulang. Umumnya mereka yang berusia remaja.

Jarak antara perkampungan warga menuju pos satu sekitar 20 menit. Begitu pun menuju pos dua membutuhkan waktu 25 menit. Medan jalan semakin sulit antara pos dua hingga base camp yang bisa ditempuh sekitar 45 menit.

Kendati napas ngos-ngosan, pendaki pemula ini terus naik. Berkali-kali berhenti untuk mengumpulkan tenaga.

Gunung Ambang cocok bagi pendaki pemula karena jalurnya yang tak terlalu panjang. Bahkan sebagian jalan sempat dilakukan perkerasan.

Jejak ban sepeda motor trail bahkan mencapai punggung gunung yang memiliki ketinggian 1.795 meter diatas permukaan laut.

Kendati jalur yang pendek, namun jalan pendakian tetap memberikan tantangan bagi pendaki.

TRIBUNMANADO/ALDI PONGE
TRIBUNMANADO/ALDI PONGE ()

Pendaki harus berhati-hati melewati rerumputan perumpung atau dikenal kano-kano. Daun rumput jenis ilalang ini, tajam menyayat kulit, rasanya perih.

Kano-kano tersebut membentuk terowongan, sehingga para pendaki wajib merundukkan tubuhnya agar bisa melaluinya.

Alam memang selalu menyajikan keindahannya. Itulah sebabnya, Gunung Ambang memberikan pesona alam yang luar biasa.

Tak banyak sampah anorganik terlihat puncak gunung. Namun, banyak coretan-coretan di bebatuan.

Pendaki bisa menikmati pemandangan kawah yang masih aktif yang terus menyemburkan uapnya. Ada danau Moayag, ada juga sumur air panas di sana.

Kawasan tapal kuda Gunung Ambang menyediakan beberapa titik untuk menikmati pemandangan. Kawasan puncak kawah ini banyak ditumbuhi buah kismis atau krenten yang terasa asam manis di mulut.

Bagian selatan, tampak persawahan dan perkampungan Modayag hingga ke Kotamobagu.

Bagian Utara tampak Danau Mooat dan perkampungan sekitarnya. Untuk dapat menikmati kawasan utara harus mendaki lebih tinggi lagi.

Jaringan telepon seluler bisa menjangkau kawasan kawah hingga ke puncak. Bahkan pengunjung bisa internetan di puncak Gunung Ambang.

"Spot foro paling terkenal disini adalah leher unta dan tranggulasi," ujar Eco Budiyanto.

Namun, hanya sedikit orang mampu mencapai tranggulasi karena medannya yang sulit. Hanya pendaki profesional yang bisa memanjat tebing batu. Umumnya pengunjung hanya sampai kawasan kawah.

"Ada dua jalan menuju puncak. Jalan perempuan dan jalan laki-laki sejati," katanya dengan nada menantang.

"Keren keren..ciptaan Allah sungguh menakjubkan," terdengar teriakan Satriadi Tunggil saat hendak mendaki ke puncak batu tersebut.

TRIBUNMANADO/ALDI PONGE
TRIBUNMANADO/ALDI PONGE ()

Ayah satu anak ini sudah lama mengimpikan mendaki gunung yang berada tepat di belakang desanya.

"Saya sudah lama ingin mendaki, ternyata memuaskan. Saya akan datang lagi," kata pria 32 tahun asal Desa Moyag 32 tahun ini.

Warga Bongkudai Baru, Treisye Sepang (53) mengungkapkan Gunung Ambang mulai didaki pada era 70-an. "Waktu masih sekolah kami, selalu naik ke gunung untuk memetik krenten," ungkapnya.

Katanya Gunung Ambang seperti gunung lainnya, pendaki diminta menghormatinya. "Jangan teriak-teriak, karena gunung bisa diselimuti kabut," ucapnya.

TRIBUNMANADO/ALDI PONGE
TRIBUNMANADO/ALDI PONGE ()

Warga sekitar percaya, ada makluk kecil yang disebut lolok atau sejenis kurcaci di kawasan cagar alam Gunung Ambang tersebut. Sebabnya, orangtua dizaman dulu melarang anak-anak bermain di belakang rumah.

"Banyak kejadian orang hilang berhari-hari karena lolok. Kejadian terakhir pada tahun 90-an menimpa seorang warga dan anak-anak sekolah," ungkapnya.

Katanya, pabrik belerang pernah beroperasi kawasan kawah gunung pada 1968 hingga 1972. Kendaraan khusus perang pun bisa mencapai lokasi tersebut.

"Usai pabrik ditutup pada tahunb1972, mulai banyak yang naik ke gunung. Saat ini bisa ribuan orang setiap bulannya," bebernya.

Dia yakin makin banyak pengunjung yang datang, jika infrastruktur pariwisata di bangun. "Gunung Ambang jaraknya dekat, bisa jadi seperti tangkuban perahu. Kendaraan bisa capai puncaknya," katanya.

Setiap tahun ada orang yang meniliti spesies endemik di kawasan cagar alam Gunung Ambang tersebut. (Ald)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved