Longsor di Tambulinas, Jalur Manado-Tomohon Macet Total
Memori kelam tahun Januari 2014 langsung muncul dibenak Oma Yenny Rapar (53), kala menyaksikan longsor.
Penulis: Ryo_Noor | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, TOMOHON - Memori kelam tahun Januari 2014 langsung muncul dibenak Oma Yenny Rapar (53), kala menyaksikan tebing Tambulinas longsor, Kamis (26/1) pukul 17.30 Wita.
Trauma longsor yang menelan korban jiwa 2014 masih membekas di benaknya langsung memicu ketakutan, tubuhnya gemetaran saat tebing bebatuan bercampur tanah dan pepohonan runtuh di depan matanya. Jarak dari rumah tinggalnya ke tebing tambulinas kira-kira 50 meter saja. "Saya trauma, langsung gemetaran," kata dia kepada Tribun Manado di rumahnya.
Ia pun langsung berteriak meminta obat ke cucunya. "Saya ada sakit darah tinggi," ujarnya.
Ia takut dan khawatir longsor besar ini ada korban jiwa, apalagi ada mobil dan motor melintas. Namun, dia akhirnya lega longsor kali ini tak menimbulkan korban jiwa.
Hujan memang sudah turun sejak Rabu (25/1) sore, terus turun seharian kemarin, nanti berhenti Kamis (26/1) malam.
Oma Jenny Pondaag (63), warga Tambulinas mengaku, memang sudah waswas jika hujan turun, apalagi rumahnya hanya berjarak kira-kira 30 meter dari tebing yang terkenal curam itu.
Sejak sore, kata Oma Jenny sudah muncul longsor skala kecil, bebatuan berjatuhan.
Tiba-tiba, Oma Jenny mendengar suara mengelegar keras, disusul teriakan sang cucu.
"Cucu saya teriak katanya ada suara jet pesawat, saking kerasnya," kata dia.
Suara yang dia dengar malah terdengar mirip truk menumpahkan batu, namun skalanya jauh lebih besar.
Segera dia berlari ke depan rumah, menyaksikan tebing kira-kira setinggi 50 meter itu runtuh.
Ia jadi khawatir karena, anaknya bernama Angky ada di sekitar tebing berjaga-jaga di sekitar jembatan, jangan sampai ada kendaraan melintas di tebing Tambulinas kena longsor. Karena sejak sore, sudah ada longsor skala kecil.
"Anak saya sempat menghentikan satu mobil ditumpangi satu keluarga dan motor, untung belum sempat melintas," katanya. "Ada satu mobil sempat lolos melewati tebing sebelum longsor," ujar dia lagi.
Pantauan Tribun Manado, longsor tepat terjadi di ujung jembatan Tambulinas menutup seluruh akses jalan. Sampai malam hari, masih terdengar batu-batu kecil berguling dari atas tebing. Namun hal itu tak menghentikan warga untuk menyaksikan bencana.
Kepala Badan Bencana Daerah Tomohon, Robby Kalangi mengungkapkan, tim segera bergerak begitu mendapat laporan longsor.
Namun karena hari sudah malam, maka dibutuhkan lampu penerangan di lokasi.
"Kita coba dulu mengerahkan alat berat (loader)," kata dia.
Tim akan mencoba bekerja semalaman untuk menyingkirkan longsor di jalan. "Semoga besok sudah bisa dilewati," ujarnya.
Longsor Tambulinas memicu kemacetan di Jalan Manado Tomohon. Akibat akses jalan terputus, kendaraan terpaksa dialihkan ke jalur alternatif pemukiman Tinoor.
Dari arah Tomohon kemacetan kendaraan sudah mengular dari Kinilow ke Tinoor, sebaliknya dari arah Manado, kemacetan sudah mengekor dari Pineleng.
Pusat kemacetan terjadi di jalan alternantif Tinoor, kendaraan mengular di jalur sempit. *
STORY HIGHLIGHTS
* Tebing bebatuan bercampur tanah dan pepohonan runtuh di depan mata
* Jarak dari rumah tinggalnya ke tebing Tambulinas kira-kira 50 meter saja
* Sejak sore sudah muncul longsor skala kecil, bebatuan berjatuhan
.
* Mendengar suara mengelegar keras, disusul teriakan sang cucu