Ellen Kumaat: Unsrat Sudah Sempurnakan Sistem Supaya Tak Dibobol Hacker
Hacker di Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) pasti sudah mendapatkan keuntungan besar dari kejahatannya.
Penulis: | Editor: Andrew_Pattymahu
TRIBUNMANADO.CO.ID,MANADO-Hacker di Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) pasti sudah mendapatkan keuntungan besar dari kejahatannya. Itu terlihat dari hitung-hitungan Tribun terhadap kemungkinan minimal pendapatan yang didapatkan.
Utu-bukan nama sebenarnya-seorang pelaku yang ditawarkan menurut kesaksiannya memberikan Rp 400 Ribu per mata kuliah yang akan diubah nilainya. Utu saat itu memberikan Rp 1,6 Juta untuk empat mata kuliah.
Memakai harga yang disepakati Utu, Tribun berusaha menghitungi pendapatan minimal hacker. Jika jumlah korban 167 orang, pembayarannya Rp 400 Ribu dan diandaikan hanya satu mata kuliah yang diubah nilainya, sang Hacker sudah mendapatkan uang Rp 66.800.000. Pengandaian soal satu mata kuliah menjadi tidak mungkin karena Utu sendiri meminta perubahan nilai untuk empat mata kuliah.
Penelusuran Tribun, Rabu (18/1), ada yang menganti data hampir semua SKS sampai hampir menyelesaikan kuliah. Disinyalir, uang yang berhasil diraup Hacker ratusan juta sampai miliaran rupiah. Hitung-hitungan peredaran uang itu belum termasuk peredaran uang "haram" untuk para calo yaitu para mahasiswa-mahasiswi itu sendiri. Mereka katanya bisa jadi saling menambah jumlah uang di luar permintaan hacker untuk kantong sendiri. Teman-temannya kata Utu, bisa jadi menambah jumlah permintaan uang.
Rektor Universitas Sam Ratulangi, Ellen Kumaat, mengaku sebuah sistem pengaman informasi tidak selalu kebal terhadap serangan hacker. Ia mencontohkan Pentagon. Walau sudah diamankan secara berlapis-lapis, sistem bisa diretas.
Walau begitu, ia mengaku sudah menyempurnakan sistem informasi setelah diserang hacker itu. Hacker tidak akan berani macam-macam lagi menyerang sistem Unsrat. Bulan Juni atau Juli tahun lalu setelah diketahui, Unsrat langsung bergerak merubah sistem. Mereka sekarang mengontrol tiap hari aktivitas sistem.
"Semua sekarang sudah ada Standar Operasional Prosedure (SOP) baru," ujar Ellen.
Ia mengaku juga sudah punya tim khusus menangkal serangan. Tim khusus itu sudah dibentuk Unsrat.
Hezky Kolibu, juru bicara Unsrat, mengatakan kejahatan ini memang dibuat oleh oknum mahasiswa dan mahasiswi Unsrat. Banyak katanya yang sudah dihukum sejak diketahui sekitar Juni dan Juli tahun 2016.
"November ada juga kebijakan memberikan sanksi untuk mereka. Sebenarnya banyak yang akan di DO, tapi Unsrat berbaik hati untuk hanya mengembalikan nilai seperti semula," katanya.
Menurut Kolibu, masalah ini merupakan masalah integritas. Sebanyak 27 ribu mahasiswa-mahasiswi harus mempunyai integritas. (dma)