Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pedagang Asongan di Dekat Menara Eiffel Berbahasa Indonesia

Saat berkunjung ke Menara Eiffel, Paris, Perancis, Anda akan disambut beberapa penjual suvenir khas Perancis.

Editor: Andrew_Pattymahu
KOMPAS.COM/KISTYARINI
Pengasong suvenir di Menara Eiffel (kanan), Paris, Perancis, menawarkan barang dagangan dengan bahasa masing-masing turis, Minggu (27/11/2016). 

TRIBUNMANADO.CO.ID-Saat berkunjung ke Menara Eiffel, Paris, Perancis, Anda akan disambut beberapa penjual suvenir khas Perancis. Bukan hanya yang memiliki lapak, melainkan juga para pedagang asongan.

Para pedagang asongan yang sebagian besar berkulit hitam itu mencangklong sebuah tas besar.

Tangan mereka penuh dengan suvenir, seperti gantungan kunci atau magnet untuk ditempel di lemari es, atau scarf bermotif Eiffel.

Namun, bukan itu yang menarik. Begitu mereka tahu asal pengunjung, mereka akan langsung menawarkan dagangan dengan bahasa si pengunjung, termasuk bahasa Indonesia.

"Ibu... Ibu... lima euro dapat 10 biji," kata seorang pengasong kepada saya dalam bahasa Indonesia yang jelas, Sabtu (27/11/2016) sore.

Ia mengulurkan gantungan kunci berbentuk Menara Eiffel. Sambil menunggu reaksi saya, ia lalu menunjukkan magnet lemari es.

"Ini lima (buah) sepuluh euro," katanya.

"Lima euro dapat lima?" saya coba menawar.

"Sepuluh euro lima," jawabnya.

Namun, ada seorang teman dari Thailand memberi isyarat kepada saya untuk tidak meladeninya.

Melihat saya hendak beranjak, pengasong itu memberi tawaran lebih menarik. "Sepuluh euro enam," ujarnya.

Saya menjawab tidak, sambil berjalan ke arah bus yang sudah menunggu rombongan kami.

Sementara itu, pengasong lainnya menawarkan suvenir kepada rekan-rekan saya yang berasal dari Thailand. Tentu saja dengan bahasa Thailand.

Ketika saya sudah duduk di dalam bus, saya masih mendengar pengasong-pengasong itu menawarkan dagangannya kepada teman yang masih di luar.

"Sepuluh euro tujuh," kata dia.

Seorang teman dari agen travel yang sering memimpin rombongan wisatawan Indonesia ke Paris mengingatkan saya untuk berhati-hati dengan para pengasong itu.

"Hati-hati. Ada saja dari mereka yang bukan sekadar pengasong," kata Susi Suzana, pemilik biro perjalanan Susi Production.

"Copet maksudnya?" tanya saya. Susi mengiyakan.

Saya langsung memeriksa tas untuk memastikan barang-barang berharga saya, terutama paspor dan dompet, masih tersimpan aman.

Lamat-lamat masih terdengar suara para pengasong itu menawarkan barang dagangannya ke wisatawan yang sibuk berfoto di salah satu menara paling kondang di dunia itu.

Kali ini saya tidak bisa mengenali bahasa yang ia gunakan.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved