Di Kampus, Nazmi Dikenal sebagai Penjual Nugget
Mahasiswi lain yang tak malu 'turun ke jalan' dengan bekerja keras demi masuknya rupiah adalah Nazmi Sirkeni Latar.
Penulis: | Editor:
Laporan wartawan Tribun Manado David Manewus
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Mahasiswi lain yang tak malu 'turun ke jalan' dengan bekerja keras demi masuknya rupiah adalah Nazmi Sirkeni Latar.
Nazmi tidak langsung mandi ketika bangun pukul 05.30 Wita. Ketika teman-temannya, sesama mahasiswi sudah bersiap ke kampus, ia harus menghidupkan kompor.
Ia harus menggoreng nugget mentah yang dibelinya dari pasar sehari sebelumnya.
"Saya mulai dengan menggunting plastik nugget," katanya ketika ditemui Tribun Manado, di ruang Badan Tazkir Politeknik Negeri Manado, Kamis (24/11).
Selain menggoreng Nuget, ia harus membuat saus. Cabai dan tomat harus diuleknya sebelum digoreng. Untuk nugget, setelah digoreng, makanan itu ditiriskan dan dimasukkan dalam tupperwear.
Setiap harinya, Ami--demikian dia biasa disapa, harus menjual sekitar 60 potong nugget.
Ia dikenal di kampus sebagai penjual nugget dengan sepeda motor. Ami tidak membantah hal itu.
"Saya selalu meletakkan tupperwear itu di depan," katanya. "Sulit memang tapi harus begitu."
Semangat usaha Ami bukan tanpa sebab. Ia dilatih mencari dana saat menjadi panitia bakti sosial badan tazkir di kampusnya.
Setelah baksos selesai, di awal tahun 2016, ia mulai membuat dan menjual sendiri nugget. Tanpa malu, ia menjajakan sendiri nugget buatannya.
Sekarang, Ami sudah bisa membeli sendiri barang yang ia mau. Ia memulai dengan modal sendiri dan kini mendapatkan keuntungan dari hasil usahanya itu.
Uang jajan kini dicarinya sendiri. Hanya uang bensin yang masih dari orangtua. "Itu kalau saya mengendarai sepeda motor," ujar Ami.
Baginya, semua kerja itu membantu ayahnya yang menjadi penjual kelapa. Itu juga menjadi sarana latihan dirinya mengikuti jejak sang ibu yang juga jualan makanan.