Vicky Rumimpunu, Sarjana Keperawatan yang Jatuh Hati dengan Perhotelan
Tertarik pada dunia perhotelan berawal ketika ia mengunjungi Pulau Dewata, Bali, saat berlibur.
Penulis: Nielton Durado | Editor:
Laporan wartawan Tribun Manado Nielton Durado
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - DUNIA kerja tidak selalu berbanding lurus dengan jenis pendidikan. Yang pasti, yang dialami oleh Vicky Rumimpunu demikian adanya.
Kepada Tribun Manado, Jumat (4/11), Public Relation Lion Hotel and Plaza Manado ini adalah seorang sarjana keperawatan.
"Saya lulusan Keperawatan Unklab (Universitas Klabat Airmadidi). Tapi pas lulus berapa tahun yang lalu, justru terjun ke dunia perhotelan terlebih dahulu," ujar perempuan 25 tahun ini.
Tertarik pada dunia perhotelan berawal ketika ia mengunjungi Pulau Dewata, Bali, saat berlibur.
"Awalnya hanya ingin kerja di Bali, karena dalam benak saya kerja di sana pastilah keren. Namun saya diterima di satu hotel yang bernaung di Accor Group," kenangnya.
Ia mengaku grogi, apalagi ia dihantui perasaan tidak bisa menyesuaikan diri dengan dunia perhotelan.
"Meski tidak PD (percaya diri), tapi akhirnya saya memutuskan mengikuti pelatihan. Waktu itu diterima sebagai pegawai bagian Front Office. Jadi memang setiap hari bertemu tamu dan perlahan mulai belajar mengikuti arus, hingga tak terasa saya bertahan hingga 18 bulan di sana," kata Vicky.
Sebagai seorang gadis, rasa rindu orangtua dan kampung sangat ia rasakan. Ia akhirnya kembali ke Manado.
Di Manado, berbekal pengalaman kerja di Bali, ia memutuskan kembali melamar di hotel. Kini ia tercatat sebagai karyawan di Lion Hotel and Plaza Manado.
"Sempat ditanya sama mama, 'Apa tidak mau jadi perawat?' Tapi karena sudah jatuh hati dengan perhotelan akhirnya saya memutuskan untuk terjun lagi di bidang yang sama," tutur dia.
Mendapat kepercayaan sebagai Public Relations, Vicky mengaku sangat bersemangat. Ia bisa berinteraksi dengan klien dan mengenalkan hotel kepada mereka.
"Tantangan paling besarnya tentu saja harus lebih komunikatif, punya wawasan lebih luas, karena PR itu tugasnya mengenalkan hotel. Tentu saja juga harus lebih ramah dan sopan," sebutnya.
Berbeda dengan di Bali, Vicky merasa ada kebahagian tersendiri bekerja di tanah sendiri.
"Kalau di Bali kan jarang ketemu keluarga. Tapi kalau di Manado saya lebih banyak waktu dengan keluarga. Jadi sudah lebih merasa nyaman," tegas dia.
Wanita yang saat ini masih berstatus lajang ini berharap pemerintah provinsi dan Kota Manado mampu membuat terobosan baru agar lebih banyak mendatangkan turis ke Sulut. Pasalnya, Sulut itu punya potensi alam yang luar biasa, tapi belum diekspos.
"Pemerintah memang harus lebih kerja keras lagi. Selain itu masalah sampah di laut harus jadi perhatian khusus, karena banyak pulau-pulau indah di Sulut, namun perairannya masih dipenuhi sampah," tekannya. (nieltondurado)