Hari Ini Pelaksanaan IYD, Uskup Suwatan Sentil Kisah Anggur
Hari ini, Selasa (4/10), Stadion Klabat Manado akan menjadi saksi sejarah berkumpulnya Orang Muda Katolik dari berbagai penjuru daerah di Indonesia.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Andrew_Pattymahu
TRIBUNMANADO.CO.ID,MANADO- Hari ini, Selasa (4/10), Stadion Klabat Manado akan menjadi saksi sejarah berkumpulnya Orang Muda Katolik dari berbagai penjuru daerah di Indonesia.
Misa akbar Indonesian Youth Day (IYD) diikuti OMK dari 37 keuskupan di Indonesia.
Tak hanya melaksanakan ibadah, mereka juga akan mengikuti pengajaran dari para uskup.
Ketua Umum IYD 2016 Keuskupan Manado, Pst John Montolalu mengatakan, sebanyak 2.386 peserta yang berasal dari 37 keuskupan di Indonesia dan satu keuskupan dari Malaysia akan mengikuti ibadah tersebut.
"Setelah pelaksanaan ibadah bersama yang nantinya akan dipimpin oleh Uskup Manado Mgr Joseph Suwatan, para OMK akan menerima pengajaran dengan materi, apa kata gereja tentang politik, apa kata gereja tentang ekonomi dan apa kata gereja tentang rupa rupa dimensi dalam hidup manusia.
Dan pelaksanaannya akan dibuat di 15 titik," ujar Montolalu.
Uskup Manado Mgr Joseph Suwatan menambahkan, kegiatan yang sudah dimulai sejak 1 Oktober ini, untuk memupuk rasa kebersamaan di tengah kemajemukan yang ada.
"Gereja mengumpulkan OMK untuk mendalami rasa kebersamaan untuk mewartakan kabar sukacita," katanya.
Lanjut dia, melalui kegiatan IYD ini juga, para OMK yang tidak pernah bertemu sama sekali, kini bisa berjumpa dan saling mengenal satu sama lain.
Para peserta dari pengalaman hidup dan latar belakang berbeda, melalui kegiatan ini mereka bisa menjadi satu dalam Kristus.
"Melalui kegiatan ini, para OMK diharapkan mengalami perubahan.
Yang sebelumnya diibaratkan bagaikan air, setelah mengikuti kegiatan ini saya berharap pula mereka pulang sudah bagaikan anggur yang membawakan kesegaran.
Sekali lagi, OMK yang datang ke Manado harus ada perubahan" kata Suwatan.
"Sekarang ini, ditambahkannya, para peserta tinggal bersama dengan masyarakat (live in), dan mereka ada yang tinggal di rumah keluarga yang berbeda agama. Ini kita lakukan untuk memupuk kebersamaan dengan sesama," tambahnya. (crk)