Walah! Uang Ibu Ini Besarnya Mencapai Rp 300 M, Eh Digandakan Malah Jadi Kertas
Dugaan penipuan yang dilakukan Dimas Kanjeng Taat Pribadi semakin terkuak. M Najmur yang datang ke Mapolda Jatim, Jumat (30/9), membongkar dugaan pen
TRIBUNMANADO.CO.ID - Dugaan penipuan yang dilakukan Dimas Kanjeng Taat Pribadi semakin terkuak. M Najmur yang datang ke Mapolda Jatim, Jumat (30/9), membongkar dugaan penipuan tersebut.
Najmur merupakan anak Najmiah, pengikut Taat Pribadi asal Makassar. Dia melaporkan dugaan penipuan yang dialami almarhumah ibunya. Dia memperkirakan ibunya mengalami kerugian sekitar Rp 300 miliar akibat penipuan tersebut.
Najmur datang ke Mapolda Jatim didampingi beberapa kerabatnya. Anggota DPR asal Makassar, Akbar Faisal, juga ikut mendampingi Najmur.
Najmur tidak tahu sejak kapan dan bagaimana ibunya kenal dengan Taat Pribadi. Dia hanya mengetahui ibunya telah menyetor uang kepada Taat Pribadi. Selain dalam bentuk tunai, ibunya juga pernah mentransfer uang kepada pemilik Pedepokan Kanjeng Dimas Taat Pribadi.
Najmur mengaku pernah diperintahkan ibunya menyerahkan lima koper kepada Taat Pribadi di Probolinggo. Dia tidak tahu isi lima koper itu dan mengira hanya berisi pakaian.
Najmur bersama kerabatnya hanya memenuhi permintaan ibunya. "Saya tahunya saat di bandara. Ternyata isinya uang pecahan Rp 100 ribu," kata Najmur.
Dia memperkirakan satu koper tersebut berisi uang Rp 2 miliar. Jadi dalam perjalanan dari Makassar ke Probolinggo, Najmur membawa uang tunai sebesar Rp 10 miliar.
Setelah melalui pemeriksaan di bandara, Najmur berangkat ke Probolinggo. Koper itu langsung diberikan kepada orang kepercayaan Taat Pribadi yang disebut khalifah.
Hanya sekali ini Najmur menyerahkan langsung uang kepada Kanjeng Dimas Taat Pribadi. Setelah beberapa kali menyerahkan uang, Najmiah diberi lima bendel terbungkus kertas cokelat, peti berisi emas batangan, dan beberapa uang asing.
Sebagaian barang ini diberikan langsung. Ada pula barang yang dikirim ke Makassar melalui jasa pengiriman. Ternyata lima bendel itu hanya berisi potongan kertas putih. Emas batangan hanya besi dilapisi kuningan.
Sedangkan uang asing yang diterima dari Kanjeng Dimas Taat Pribadi ternyata uang palsu. Menurutnya, almarhum ibunya hampir setiap bulan datang ke Probolinggo.
Setiap kali Najmiah datang ke Probolinggo, Taat Pribadi memastikan barang-barang akan berubah menjadi asli. Tapi sampai ibunya meninggal lima bulan lalu, barang-barang itu tidak berubah.
"Janjinya bulan depan akan berubah. Saat datang bulan depan, malah disuruh membayar mahar lagi," tambahnya. (surya/zai)