Tilang dan Kempiskan Ban, Tim Zebra Tertibkan 40 Pelanggar
Operasi tersebut dimulai dari depan SMP Adven Pall Dua, sampai pusat kota, tepatnya di daerah Taman Kesatuan Bangsa (TKB) dan Marina Plaza.
Penulis: | Editor:
Laporan wartawan Tribun Manado Felix Tendeken
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Cukup lama diam akhirnya Tim Zebra Polresta Manado kembali beraksi. Kali tim gabungan kepolisian, TNI, Satpol PP dan Dinas Perhubungan Kota Manado, menertibkan 40 pelanggar.
Operasi tersebut dimulai dari depan SMP Adven Pall Dua, sampai pusat kota, tepatnya di daerah Taman Kesatuan Bangsa (TKB) dan Marina Plaza.
Operasi ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran pengendara untuk tidak main parkir sembarangan. "Kita kempiskan lima ban lima kendaraan beroda empat di depan SMP Adven. Kemudian di daerah Presiden TKB ada enam kita kempiskan, sisanya kena tilang,"kata Kepala Operasi, Kanit Patwal Iptu Bulasa, Rabu (3/8) di depan lorong Kampung Islam Kecamatan Wenang.
Kali ini tim gabungan membawa beberapa orang personil Polisi Militer Angkatan Darat. Hal tersebut dilakukan untuk mengatasi terjadinya bentrok antara sesama petugas yang jadi korban tilang dan pengempisan ban. Sebab belajar dari pengalaman ada saja petugas yang jadi korban penilangan. "Ia mereka tergabung dengan tim zebra,"kata Bulasa.
Selain terminal bayangkan di Perbatasan Maumbi dan Kolongan, para pengguna lampu rotator dan lampu blitz wajib waspada. Pasalnya mereka masuk dalam target operasi cipta kondisi. Dimana penggunaan peralatan aparat keamanan ini telah disalah pergunakan dan membahayakan pengendara lainnya. "Pakai lampu rem putih, kita libas,"kata Bulasa dengan nada tinggi.
Selain itu untuk mengurangi angka kecelakaan maka ada operasi khusus untuk anak - anak yang tidak memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) dan tidak menggunakan Peleng kapan standard. Jika tertangkap tangan, maka tidak ada lagi pembinaan motor langsung ditahan, dan orang tua akan dipanggil untuk bertanggung jawab.
Apalagi penyumbang angka kecelakaan di Kota Manado sebagian besar dari kalangan remaja, yang dikategorikan belum layak berkendara. "Kita panggil orang tua, buat pernyataan. Tiga kali melakukan hal yang sama sanksi berat menanti,"kata Bulasa.
Beberapa pengendara hanya bisa pasrah tak bisa berbuat banyak, apalagi menyadari kesalahan yang dilakukan. "Kaget tadi pas selesai makan ban mobil kempis, tak bisa melawan karena berhenti di bawah tanda larangan,"ucap Untung Solehan dengan nada lirih, kemudian mengeluarkan alat dogkrak dan ban cadangan.
Penolakan justru ditunjukan oleh Adi warga Malalayang, dirinya tidak setuju bannya dikempiskan. Kemudian berharap agar dikonfirmasi terlebih dahulu agar kedaraanya akan dipindahkan ke tempat yang lebih aman. "Saya tidak punya ban cadangan, bingung mau pompa dimana. Kalau paksa jalan pentilnya bisa patah,"kata Adi tak berdaya.
Aksi ini dipastikan akan berlangsung selama lebih kurang dua bulan, dengan tujuan menciptakan kenyamanan pengguna jalan di Kota Manado.