Ditemukan Manusia Lebih Purba di Flores Tingginya Hanya Semeter
Tim peneliti yang dipimpin ilmuwan Australia Dr Gert van den Bergh berhasil menemukan fosil manusia kerdil yang jauh lebih purba di Pulau Flores.
TRIBUNMANADO.CO.ID-Tim peneliti yang dipimpin ilmuwan Australia Dr Gert van den Bergh berhasil menemukan fosil manusia kerdil yang jauh lebih purba di Pulau Flores. Usianya diperkirakan dari era 700 ribu tahun silam, jauh lebih tua dari Homo floresiensis yang ditemukan sebelumnya.
Manusia kerdil yang merupakan sepupu manusia modern ini tingginya hanya sekitar 1 meter dan diperkirakan berasal dari era setengah juta tahun lebih purba dibandingkan manusia hobbit yang ditemukan di Flores satu dekade lalu.
Hasil temuan yang dimuat dalam Jurnal Nature itu menyatakan fosil yang mereka temukan itu berasal dari jenis Homo erectus, yang menunjukkan besarnya kemungkinan terjadinya pembalikan dalam evolusi manusia, dimana tubuh manusia termasuk otaknya, mengalami pengecilan.
Dr Gert van den Bergh dari University of Wollongong menyatakan proses pengecilan itu kemungkinan disebabkan karena mereka terdampar ke pulau dengan ekosistem sederhana dan sedikit predator, sehingga mungkin mereka tidak memerlukan ukuran otak yang besar.
"Namun yang jelas bahwa mereka membuat peralatan dari batu, sehingga mereka tidak bodoh," jelasnya.
Fosil yang ditemukan di lokasi bernama Mata Menge di Flores, berupa serpihan rahang dan enam gigi dari setidaknya seorang dewasa dan dua anak-anak.
Arkeolog dari Griffith University Adam Brumm menggambarkan Pulau Flores sebagai percobaan dalam evolusi alamiah.
"Ada manusia jenis awal yang mencapai pulau ini, mereka memiliki teknologi, punya peralatan dari batu, memiliki kecerdasan membuat peralatan sama seperti nenek-moyang kita," katanya.
"Namun hal itu tidak cukup mampu melindungi tubuh mereka dari pengecilan ukuran, seperti yang terjadi pada gajah yang juga terdampar di pulau terpencil," jelas Brumm.
Peneliti menemukan enam gigi serta serpihan rahang dari manusia kerdil purba di Flores.
Dr van den Bergh menjelaskan penemuan ini penting sebab fosil tersebut jauh lebih purba dibandingkan manusia hobbit yang ditemukan di daerah Liang Boa, yang dikenal sebagai Homo floresiensis.
"Tulang-belulang dari Mata Menge, usianya lebih dari setengah juta tahun lebih purba daripada Homo floresiensis - hampir 600 ribu tahun lebih tua daripada tulang-belulang hobbit dari Liang Boa," katanya.
"Kita tahu bahwa manusia berada di pulau ini sejuta tahun silam dan hal itu berdasarkan usia artefak batu," jelas Dr van den Bergh.
Dengan mengukur usia lapisan batu di atas dan di bawah lokasi penemuan fosil, peneliti bisa memperkirakan usia rata-rata penemuan benda kuno.
Homo floresiensis ditemukan tahun 2004 - bersamaan dengan rilis trilogi film Lord of the Rings - dan sejak itu memicu kekacauan dalam masyarakat sains.