Ini Beda Cara Penanganan Demo di Era Rio Mandagi dan Suprayitno
Peringatan Hari Lahir Pancasila yang jatuh tanggal 1 Juni lalu tercoreng dengan sikap represif polisi saat membubarkan demo GMKI Manado.
Penulis: Andrew_Pattymahu | Editor: Andrew_Pattymahu
Laporan Wartawa Tribun Manado Andrew Pattymahu
TRIBUNMANADO.CO.ID,MANADO-Peringatan Hari Lahir Pancasila yang jatuh tanggal 1 Juni lalu tercoreng dengan sikap represif polisi saat membubarkan demo GMKI Manado.
Saat itu sejumlah mahasiswa yang melakukan aksi damai di Kantor DPRD Manado dibubarkan secara paksa dengan cara dipukul pakai rotan dan disetrum dengan alat kejut listrik polisi.
Kecamaan dari berbagai elemen kemudian dialamatkan kepada Polresta Manado khususnya AKBP Suprayitno yang dinilai lalai mendidik anak buahnya. AKBP Suprayitno yang belum genap sebulan menggantikan Kombes Rio Permana Mandagi dituntut untuk digantikan sesegera mungkin.
Berbeda cara penanganan demo massa waktu Polresta Manado masih dipimpin oleh Kombes Pol Rio Permana Mandagi. Selama kurang lebih setahun menjadi orang nomor satu di institusi kepolisian Manado ini, tak satu pun terdengar ada tindakan arogansi polisi waktu menangani demo.
Contohnya Oktober 2015 lalu waktu Pemuda GMIM melakukan demo mengecam aksi pembakaran tempat ibadah di Singkil Aceh. Walaupun diketahui aksi damai ini tak diberikan izin oleh Kapolda Sulut dan Kapolres Manado namun demo berjalan lancar dan baik.
Suasana demo saat itu sempat memanas ketika massa yang berada di Kantor DPRD Sulut dan Kantor Gubernur Sulut mencoba masuk ke kantor-kantor itu. Namun polisi nampak 'adem-ayem' dan hanya memberikan pengamanan seperlunya saja sehingga tak ada tindakan berlebih-lebihan. Polisi menyadari bahwa kemerdekaan mengeluarkan pendapat adalah hak semua warga negara karena diatur oleh undang-undang.
Bahkan Kombes Rio Permana Mandagi di tanggal 24 Oktober itu terjun langsung memantau aksi damai dari Pemuda GMIM di dua titik lokasi yang berbeda (Kantor DPRD dan Gubernur Sulut).
Usai demo puluhan polisi yang berjaga-jaga termasuk Kombes Rio Permana Mandagi bersalam-salama dengan Pemuda GMIM dan ber-selfie bareng.
Erick Kawatu, mantan Ketua Cabang GMKI Manado mengatakan sebagai kaum muda ia kecewa dengan tindakan polisi yang semena-mena. "Selalu ada upaya kami berjuang memerangi narkoba, namun ada pula upaya polisi untuk menghalang-halangi maksud baik kami," kecamnya Jumat (3/6).
Konsolidasi GMKI secara nasional terus dilakukan agar Kapolda dan Kapolresta dicopot dari jabatannya. "Kami juga sudah menepuh jalur hukum dan melaporkan kepada Kompolnas," tandas Erick.