Prosedur Pengajuan Kredit Bank Berbelit-belit, Camat Kaidipang Curhat ke Kepala BI
"Jadi, mereka menjadi malas untuk berhubungan dengan perbankan."
Penulis: | Editor:
TRIBUNMANADO.CO.ID, BOROKO - Petani di Kabupayen Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) mengeluhkan berbelit-belitnya prosedur untuk mendapatkan kredit di perbankan. Padahal, petani membutuhkan modal untuk meningkatkan pertaniannya.
Demikian Camat Kaidipang Samidin Korompot sampaikan kepada Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Utara (Sulut) Peter Jacobs usai Bantek Pelatihan Kelembagaan dan Sistem Pertanian Terpadu di Kantor Camat Kaidipang, Kamis (2/6/2016).
"Para petani di sini mengeluhkan tentang berbelit-belitnya prosedur untuk mendapatkan kredit yang harus dipenuhi. Jadi, mereka menjadi malas untuk berhubungan dengan perbankan," kata Samidin.
Untuk itu, dia menharapkan, BI bisa memberikan arahan agar petani di Bolmut bisa mendapatkan kredit dari perbankan.
Camat lainnya pun sama menyampaikan keluhan warganya yang kebanyakan petani untuk mendapatkan akses kredit dari perbankan.
"Saya harap BI bisa memberikan jalan keluar untuk permasalahan ini," ungkapnya.
Kepala Kantor Perwakilan BI Sulut Peter Jacobs mengungkapkan para petani harus memanfaatkan KUR yang saat ini sedang dikucurkan pemerintah melalui bank-bank yang ditunjuk, apalagi bunga yang ditawarkan cukup rendah, yaitu sembilan persen.
Namun demikian untuk mendapatkan kredit, petani harus mengikuti prosedur, yang menurutnya hal itu, memang sudah menjadi ketentuan perbankan. Sebab, bank juga harus berhati-hati dalam mengucurkannya, sebab jangan sampai nantinya menjadi macet.
Selain itu, petani juga harus berusaha dalam pertaniannya, sehingga ketika waktunya membayar, jangan sampai telat. Hal itu bisa menjadi catatan buruk untuk mendapatkan kredit lagi.
"Jika lancar dan usahanya berkembang perbankan tidak segan-segan untuk mengucurkan kembali kredit," tuturnya.
Saat BI komitmen untuk pengembangan pertanian di Bolmut, hal tersebut diwujudkan dengan penandatangan MoU dengan Bupati Depri Pontoh yang disaksikan Wagub Steven Kandouw.
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan produksi tanaman padi dan sapi ternak menuju ketahanan pangan Sulut
Pertanian terintegrasi merupakan sistem budidaya tanaman padi yang diintegrasikan dengan peternakan sapi sehingga membentuk satu siklus produksi yang tidak menghasilkan limbah.
Padi ditanam kemudian jerami yang dihasilkan akan digunakan untuk penggemukan sapi. Buangan sapi akan diolah menjadi pupuk organik yang digunakan untuk budidaya padi.
BI akan melakukan pendampingan kepada kelompok usaha produktif daerah yang tergabung dalam Klaster Pertanian Terintegrasi.
Bentuk pendampingan adalah selain pelatihan teknis juga fasilitasi akses terhadap lembaga keuangan baik bank maupun non-bank sehingga usaha tani dapat berkembang secara mandiri.
"Dalam tahap percontohan akan dilakukan luas lahan 5 haktare dengan sapi sebanyak 50 ekor," katanya. (herviansyah)
