SAS, Caroll dan Youddy Digadang Pimpin KONI
Politisi digadang memimpin Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Tomohon.
Penulis: Ryo_Noor | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, TOMOHON - Politisi digadang memimpin Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Tomohon.
Tiga nama yang mencuat ikut dalam pemilihan Ketua Umum KONI Tomohon. Adalah Caroll Senduk, Ketua DPC PDIP Tomohon, Youddy Moningka, Ketua DPC Demokrat Tomohon dan Syerly Adelyn, Sompotan Wakil Wali Kota Tomohon.
Tiga politisi ini digadang bersaing menggantikan posisi Vonny Pangemanan yang sudah mengakhiri masa jabatan. Vonny kabarnya tak lagi maju di pemilihan kepemimpinan KONI periode 2016-2020.
Josis Ngantung, Pengurus Cabang Olahraga Karate Kota Tomohon membenarkan nama para politisi Tomohon berkembang menjelang suksesi pengurus KONI.
Selain politisi tersebut, dari kalangan birokrat ada nama Arnold Poli, Sekretaris Kota Tomohon.
Ada juga Djemmy Sundah, Anggota DPRD, Nico Pangemanan, Kepala Badan Narkotika Tomohon dan Alex Masengi, Ketua Harian KONI Tomohon.
Ngantung mengungkapkan, dalam waktu dekat akan digelar Musyawarah Daerah KONI Tomohon. Mengingat periode 2012-2016 kepengurusan KONI sudah habis. "Kemungkinan awal Juni," ujar dia.
Saat ini, kata Ngantung, ada 20 cabang olahraga yang bernaung di bawah KONI. Namun dari amatan dia, hanya 10 cabang yang aktif.
"Kita akan lihat nanti pemilihan apa akan voting atau aklamasi," ujar dia kepada Tribun Manado, Selasa (10/5).
Meski nama-nama sudah muncul, sejumlah bakal calon pemimpin KONI masih malu tampil.
Youddy mengaku kaget dengan kabar dia digadang untuk memimpin organisasi yang menaungi olahraga itu. "Wah, saya kaget, baru dengar soalnya," ujar dia lalu tertawa.
Andai benar demikian, Moningka mengucapkan terima kasih atas kepercayannya. "Saya menghargainya. Apalagi ini kan pengabdian, tapi bagaimana pun saya punya tugas pokok mengabdi sebagai wakil rakyat," ungkap Wakil Ketua DPRD Tomohon ini.
"Saya rasa masih banyak kader yang potensial di Kota Tomohon," ujarnya menolak halus.
Ia menilai, sah saja beberapa nama yang mencuat jelang Musda KONI, termasuk dirinya.
Sompotan ikut menanggapi. Jika dipercayakan, kata politisi Partai Golkar ini, jangan melihat jabatan dia sebagai wakil wali kota. "Yang lebih penting jangan melihat saya sebagai wakil wali kota," sebut dia.
Meski begitu SAS merendah. Menurut srikandi ini, masih banyak kader lain yang lebih pantas memimpin KONI.
"Masih banyak yang pantas dari saya untuk menjadi ketua KONI. Selain itu, saya masih ingin lebih fokus di pemerintahan dulu terlebih memperhatikan kesejahteraan masyarakat Kota Tomohon khususnya," ujar SAS.
Stevi Tampi, pengurus PSSI Tomohon mengungkapkan, sah-sah saja nama politisi digadang untuk memimpin KONI. Yang terpenting bukan statusnya, melainkan komitmen memajukan olahraga.
Justru menurut dia, sejumlah politisi di Tomohon sebelum maju di dunia politik, merupakan penggerak dunia olahraga.
"Dari situ kemudian digadang untuk maju di dunia politik," sebutnya.
Ia mencontohkan Wali Kota Jimmy Eman. Sebelum masuk dunia politik merupakan Bendahara Persatuan Sepakbola Kota Tomohon.
Begitu pun Caroll Senduk sudah mendukung dunia olahraga sebelum maju di politik. "Yang penting jangan dunia olahraga dijadikan batu loncatan untuk karier politik. Olahraga tidak bisa maju," ungkapnya.
Ngantung juga menambahkan, menjadi pengurus KONI memang bukan perkara mudah. Dibutuhkan komitmen selain itu juga harus ditunjang dana yang kadang menjadi kendala olahraga.
"Jadi pengurus itu harus mau berkorban, waktu dan tenaga, termasuk dana. Kalau tidak sulit olahraga bisa maju," sebut dia.
Jantje Mongilala, Wakil Sekretaris Panitia Musda KONI mengungkapkan, persiapan sudah dilakukan. Untuk para peserta Musda nanti agar bisa menyalurkan hak suaranya harus punya legalitas berupa SK kepengurusan. "Kalau cuma mandat tidak bisa," katanya. Selain itu, ia mengingatkan SK kepengurusan yang sudah lewat periode harus diperbaharui. *